Salahsatunya adalah pura mobil yang terdapat di Nusa Penida Bali. Lebih tepatnya di Desa Bunga Mekar, dusun Karang Dawa, terdapat beberapa mobil yang dipergunakan sebagai sarana para umat Hindu setempat untuk bersembahyang. Memang bukan mobil yang bisa dikendarai sebagaimana mobil biasanya, namun hal ini cukup memberikan pemandangan berbeda
PuraPuncak Mundi.Ada beberapa keunikan yang bisa anda temui saat berkunjung ke pura ini. Umat Hindu yang melakukan Tirta Yatra ke Nusa Penida akan melakukan sembahyang di pura ini terlebih dahulu. Kemudian mereka menuju pura Dalem Ped dan pura ini terdiri dari tiga pura yakni Pura Krangkeng, Pura Beji dan juga Puncak Mundi.
Setidaknyadari sejumlah pura yang ditemukan di Nusa Penida maka ada tiga pura yang penting untuk dikunjungi ketika melakukan perjalanan tirtayatra yakni Pura Giri Putri, Pura Puncak Mundi dan Pura Penataran Agung Ped. Potensi wisata perairan pulau Nusa Penida terkenal dengan kawasan selamnya diantaranya terdapat di Penida Bay, Manta Point
Untukbisa masuk ke dalam kompleks pura, setiap orang dikenakan biaya sekitar Rp. 30.000, hingga Rp. 35.000. alamatnya berada di Jalan Raya Kintamani, Batur Selatan, Kabupaten Bangli. 3. Danau Batur. Danau dengan luas 16 kilometer persegi ini adalah salah satu destinasi wisata tersohor yang ada di Pulau Dewata. 8 tempat wisata di Kintamani
Sebuahpura yang berdiri di atas batu karang yang bolong (berlubang) serta tetap kokoh, tegar dan agung di bibir pantai Senggigi ini, menyhnpan aura religius yang kuat dengan keindahan pantainya. Buih-buih ombak yang ramah seolah senantiasa meranku1 dengan damai areal pura dan pantainya. Budaya - Balipost Minggu, 29 November 2009. Pura Batu
Purayang paling banyak dikunjungi di pulau Nusa Penida adalah Pura Dalem Ped dan Pura Goa Giri Putri. Keduanya merupakan tempat penting untuk memahami budaya dan sejarah Nusa Penida. Pura Dalem Ped Pura Dalem Ped adalah pura terpenting di pulau Nusa Penida. Karena itu tuan rumah raja iblis Mecaling sendiri.
Agus. Festival Nusa Penida 2022 Dinantikan Wisatawan. Nusa Penida selalu memiliki daya tarik bagi wisatawan di seluruh dunia. Bagaimana tidak, sajian alam yang indah dengan fasilitas wisata instagramable kini menjadi incaran pengunjung. Salah satu yang dinantikan adalah gelaran Festival Nusa Penida 2022.
DiNusa Penida terdapat pura yang bernama Pura Paluang yang terletak di Dusun Karang Dawa, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida. Pura ini memiliki keunikan, satu-satunya pura di dunia yang memiliki pelinggih (tempat suci) yang berbentuk mobil. Ada dua pelinggih berbentuk mobil yaitu mobil VW beatle (kodok) dan mobil menyerupai Jimny.. Berdasarkan catatan sejarah, dulu ada seorang warga Karang Dawa
Sehinggatidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat pengempon pura tertua di Nusa Penida ini. "Berbagai upaya sudah kami lakukan guna menjaga kesucian Pura Penida. Satu-satunya harapan kami, agar tanah plaba pura ini dikembalikan adalah bapak Gubernur Koster. Kedua, mematuhi has perarem dan awig-awig yang sudah ada, yaitu menjaga
Map Cek Lokasi. Pohon Cinta Nusa Penida merupakan salah satu wisata Bali, tepatnya ada di Kabupaten Klungkung. Keindahan dari tempat wisata ini menjadikannya dijuluki dengan The Golden of Bali. Terkait dengan penamaan pohon cinta, belum ditemukan penyebab yang jelas. Hanya saja diketahui bahwa pohon tersebut merupakan pohon tua biasa yang
Selainpantai yang menawan, di kawasan tempat wisata nusa penida ini terdapat banyak pohon kelapa yang tumbuh subur di sepanjang jalan menuju pantai crystal bay. Pemandangan yang mungkin tidak ada temukan di tempat lain di pinggir pantai. Waktu Terbaik Berkunjung dan Harga Tiket. Secara umum, crystal bay penida dibuka selama 24 jam non-stop.
Keberapadestinasi dan objek wisata di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, makin menggeliat. Kondisi ini pascapenurunan kasus Covid-19. Wisatawan pun ramai berkunjung ke Nusa Penida. Meskipun wisatawan sudah ramai, para petani rumput laut sebagian besar tetap bertahan dengan aktivitasnya. Petani merasa dapat pembelajaran ketika wisatawan sepi
Ada6 desa di kawasan pesisir Nusa Penida yang terdampak banjir bandang, masing-masing Desa Ped, Desa Suana, Desa Sakti, Desa Kampung Toya Pakeh, Desa Batununggul, dan Desa Kutampi Kaler. Dari 6 desa tersebut, kerusakan terparah terjadi di Desa Suana, tepatnya kawasan Banjar Karangsari. Ketinggian air yang menerjang kawasan ini mencapai 1,5
Melihatkemegahan Pura Dalem Ped. Selain pantai, Nusa Penida juga memiliki sejumlah pura megah yang tidak kalah indahnya. Salah satu yang bisa dikunjungi adalah Pura Dalem Ped. Jarak tempuh dari Coco Penida Bar & Restaurant menuju Pura Dalem Ped adalah sekitar 700 meter menggunakan motor.
GubernurBali Wayan Koster lakukan inspeksi mendadak (Sidak) proyek pembangunan Pelabuhan Sampalan di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yang merupakan salah satu dari tiga Pelabuhan Segitiga Emas pada Sukra Kliwon Bala, Jumat (23/7) pagi. Terungkap progress pembangunan pelabuhan yang menelan anggaran sebesar Rp 82 miliar dari
5HcmS. Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mengidentifikasi karakteristik wisataspiritual di Nusa Penida dan 2 memetakan jalur wisata spiritual diKecamatan Nusa Penida. Objek penelitiannya adalah tentang karakteristikwisata spiritual dan memetakan jalur wisata spiritual. Subjekpenelitiannya adalah pemangku pada setiap pura, sopir dan kepala desa diNusa Penida. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metodeobservasi lapangan dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif, dengan mempertimbangkan hasil observasi lapangandan wawancara mengenai wisata spiritual yang dikaji dalam penelitian penelitian ini menunjukan bahwa 1 Karakteristik wisata spiritualdi Nusa Penida memiliki yaitu tipologi bangunan, susunan pura, orientasipura, sasaran yang dipuja, penyungsung pura, dan fungsi pura. 2 urutanjalur wisata spiritual dari keempat pura dimulai dari yang pertama sampaiterakhir yaitu Pura Goa Giri Putri, Pura Batu Medau, , Pura Puncak Mundi,dan Pura Goa Giri Putri. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Volume 6, Number 1, Maret 2018, pp. 44-53 P-ISSN 2614-591X E-ISSN 2614-1094 DOI Open Access PEMETAAN JALUR WISATA SPIRITUAL DI KECAMATAN NUSA PENIDA Ni Komang Artini 1 , I Gede Budiarta 2 1Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia A B S T R A K Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mengidentifikasi karakteristik wisata spiritual di Nusa Penida dan 2 memetakan jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida. Objek penelitiannya adalah tentang karakteristik wisata spiritual dan memetakan jalur wisata spiritual. Subjek penelitiannya adalah pemangku pada setiap pura, sopir dan kepala desa di Nusa Penida. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi lapangan dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan mempertimbangkan hasil observasi lapangan dan wawancara mengenai wisata spiritual yang dikaji dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1 Karakteristik wisata spiritual di Nusa Penida memiliki yaitu tipologi bangunan, susunan pura, orientasi pura, sasaran yang dipuja, penyungsung pura, dan fungsi pura. 2 urutan jalur wisata spiritual dari keempat pura dimulai dari yang pertama sampai terakhir yaitu Pura Goa Giri Putri, Pura Batu Medau, , Pura Puncak Mundi, dan Pura Goa Giri Putri. A B S T R A C T This research was conducted which aimed to 1 Identify the characteristics of spiritual tourism in Nusa Penida and 2 Map the spiritual tourism route in Nusa Penida Sub-district. The object of this research was the characteristics of spiritual tourism and mapping the spiritual tourist route. The research subjects are the stakeholders of each temple in Nusa Penida, all spiritual travel drivers and the village chief in Nusa Penida. The method used in collecting data in this research was field observation and interview. The data analysis used was descriptive qualitative, by considering the result of the field observation and the interview about spiritual tourism which studied in this research. The results of this study showed that 1 Thespiritual tourism in Nusa Penida has some characteristicsnamely building typology, temple arrangement, temple orientation, revered target, templestakeholders, and temple function. 2 The sequence of the spiritual tour of the four temples in Nusa Penida started from the first to the last temple namely Goa GiriPutri Temple, BatuMedau Temple, PuncakMundi Temple, and Penataran Ped Temple. Copyright © Universitas Pendidikan Ganesha. All rights reserved. Corresponding author. E-mail addresses artinikomang96 Penulis Pertama, budiartagd_geo Penulis Kedua A R T I C L E I N F O Article history Received 19 Desember 2018 Received in revised form 6 Maret 2018 Accepted 12 MAret 2018 Available online 31 Maret 2018 Kata Kunci Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Keywords Mapping Spiritual Tour Route 45 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida 1. Pendahuluan Perkembangan dunia pariwisata yang secara signifikan beberapa tahun terakhir mempunyai dampak pada perkembangan perekonomian suatu negara. Selain peningkatan devisa negara, pariwisata juga berperan dalam bentuk perluasan lapangan kerja, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, kemiskinan, dan pemerataan pembangunan spasial. Perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata Marpaung, 2002. Tambahan perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Berbagai daerah memiliki rencana induk pengembangan pariwisata dalam skala mikro untuk pengembangan objek atau atraksi wisata maupun rencana pengembangan secara regional atau nasional Arjana, 2016. Objek daya tarik wisata sangat hubungnnya dengan travel motivation dan travel fashion. Di dalam suatu perjalanan wisata, tentu dilihat dari suatu jalan/paket wisata agar suatu perjalanan wisata jelas lebih dikenal merata dan menarik. Paket wisata merupakan terjemahan yang cepat untuk istilah tour package yang merupakan sebagai sesuatu rencana atau acara perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap, dengan harga tertentu yang telah termasuk pula biaya-biaya untuk transfer/pengangkutan, fasilitas akomodasai/hotel, serta darma wisata di kota/kota-kota, objek-objek wisata dan atraksi-atraksi yang telah tercantum dalam acara itu Suyitno,2001. Terdapat dua paham, yaitu pertama religi sebagai bagian hidup kesusilaan manusia dan memiliki nilai susila yang tinggi. Gagasan tersebut telah diuraikan secara filosofi oleh Kant. Kedua, religi tergolong dalam alam hidup manusia. Religi kedua ini menghendaki tiga kebenaran utama, yaitu percaya bahwa Tuhan ada, percaya kepada hukum kesusilaan alamiah, dan pada roh yang abadi. Dari dua konsep religi semacam ini, pada kenyataannya pengertian kedua yang menarik perhatian peneliti budaya. Munculnya istilah pariwisata spiritual atau wisata spiritual tidak bisa terlepas dengan adanya gerakan sumber terjadinya segala sesuatu dan manusia adalah bagian dari kekuatan semesta itu. Dengan kata lain, orang menyebut kekuatan semesta itu sebagai kekuatan besar makro kosmos, dan manusia adalah kekuatan kecil mikro kosmos. Kalau dalam matematika dikenal himpunan bagian, maka dalam kaitan ini manusia merupakan himpunan bagian dari makro kosmos. Fian 2015 untuk tujuan perencanaan kepariwisataan di suatu objek harus diperlukan data karakteristik wisatawan berdasarkan kebutuhan atas riil kelompok/segmentasi wisatawan bukan berdasarkan atas variabel tunggal yang bersifat linier. Wisata Religi merupakan jenis wisata keagamaan pileimge tour atau wisata yang bermotif spiritual. Wisata Religi dalam pengertian yaitu telah menarik perhatian peneliti budaya, karena di dalamnya sering terdapat muatan budaya yang unik. Terdapat dua paham, yaitu pertama religi sebagai bagian hidup kesusilaan manusia dan memiliki nilai susila yang tinggi. Selain di Bali ada juga di Pulau Nusa Penida, yang Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 46 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 penduduknya menganut Agama hindu dan juga banyak penduduk yang religius Sukadi, 2001. Pulau Nusa Penida terletak di sebelah barat daya Pulau Bali yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan di Kabupaten Klungkung. Nusa Penida terkenal dengan banyak wisata yaitu wisata bahari, wisata alam, dan wisata spiritual. Semakin banyaknya pemedek atau masyarakat lokal yang melakukan persembahyangan di Nusa penida sehingga masyarakat Nusa Penida menekankan tentang wisata spiritual dan masyarakat Nusa Penida sebagian besar bersifat religius yang dapat dilihat dari keberadaan pura yang ada di Nusa Penida diantaranya yaitu, Pura Goa GiriPutri, Pura Batu Medau, Pura Puncak Mundi, dan Pura Dalem Penataran Ped. Pemetaan jalur wisata religi ini perlu diterapkan untuk mempermudah wisatawan atau pelancong atau pemedek untuk melakukan yang namanya Tirta Yatra yang mana pemedek memulai perjalanan dari pura pertama hingga pura terakhir. Pemetaan jalur wisata spiritual ini dibuat untuk memperbaiki intensitas wisatawan agar semakin meningkat selain itu untuk memperbaiki perekonomian masyarakat setempat. Pada saat ini belum adanya pemetaan jalur tersebut, maka penelitian ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat. Belum diketahuinya urutan jalur wisata yang ditempuh atau belum dikenalnya jalur perjalanannya, sehingga menarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida”. Permasalahan pada penelitian ini 1 bagaimana karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida, 2 bagaimana jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida. Tujuan dari penelitian ini 1 mengidentifikasi karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida, 2 memetakan jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida. 2. Metode Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Nusa Penida. Objek dalam penelitian wisata spiritual yaitu Pura yang terletak di Kecamatan Nusa Penida. Memperhatikan Objek Penelitian tersebut, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pemangku pada setiap pura, kepala desa dan sopir angkutan darat. Penelitian ini menggunakan racangan penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data sekunder bersumber dari Badan Pusat statistik Kabupaten Klungkung. Data primer yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan keruangan. karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida dan menentukan jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa mengenai jalur wisata dipetakan menggunakan projek SIG 3. Hasil dan pembahasan Karakteristik Wisata Spiritual a. Pura Goa Giri Putri Pura Goa Giri Putri terletak di Karangsari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung Bali. Pura Goa Giri Putri ini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi umat Hindu. Dalam perkembangannya, manusia memikirkan pola kehidupan baru 47 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida dengan pola permukiman tetap serta dukungan teknologi yang kian canggih agar mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Meski kehidupan kian modern, namun kenyataan menunjukkan bahwa tradisi prasejarah atau kebudayaan di dalam goa tetap eksis dengan fungsi yang terus berkembang atau berubah. Terdapat 5 tempat bersembahyang /pelinggih. Pada saat berkunjung tangkil ke Pura Goa Giri Putri. Sampai di atas, bertemu pelinggih pertama Pelinggih Hyang Tri Purusa berupa sebuah Padmasana yang berada persis di depan mulut goa. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah barat ke timur dauh-dangin yang malinggih di pelinggih itu adalah kekuatan Ida Sang Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Hyang Tri Purusa ajaran Siwa Sidantha yang terdiri atas Paramasiwa, Sadasiwa dan Siwatma. Persembahyang di Pelinggih Tri Purusa, pemedek lanjut memasuki areal Goa Giri Putri. Begitu melewati terowongan, pemedek kembali menemukan pelinggih kedua, yakni Pelinggih Hyang Wasuki yang berupa Sapta Petala. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Usai melakukan persembahyangan di Pelinggih Hyang Wasuki, pemedek melanjutkan persembahyangan di pelinggih ketiga berupa Padmasana. Pelinggih ini merupakan tempat berstananya Hyang Giripati/Siwa, Penyineban Ida Batara dan tempat pelukatan. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah barat ke timur dauh-dangin. Persembahyangan berikutnya adalah pelinggih keempat yakni tempat berstananya Hyang Giri Putri. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Terakhir, Pelinggih Hyang Siwa Amerta, Sri Sedana/Ratu Syahbandar dan Dewi Kwam im. Tipologi bangunan pelinggih pada pura Kwam Im yaitu barat ke timur dauh-dangin. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Gambar 1. Pura Goa Giri Putri Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 48 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 b. Pura Batu Medau Pura Batu Medau terletak di desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali di sebelah barat Desa Semaya. Pura Batu Medau merupakan pura Sad Kahyangan. Nama Batu Medau berasal dari perahu medah batu atau perahu yang membelah batu. Terbentuknya Pura batu Medau dapat dilihat sejarah yaitu cerita yang mengisahkan tentang I Renggan salah satu cucu Dukuh Jumpungan yang mau menaklukkan Bali dengan perahu saktinya. Ia diyakini mampu membuat setiap daratan yang dilewati perahu tersebut menjadi lautan. Kemudian Bhatara Toh Langkir yang menegetahui keinginan tersebut maka dibuatlah I Renggan tidak bisa mengendalikan perahu tersebut dan tertidur pulas. Perahu tersebut terdampar di Manggis Karangasem dan menabrak pulau yang ada di sana sehingga pulau tersebut terbelah dan menyisakan pulau kecil-kecil seperti disekitaran Padang Bai, kemudian dari kegagalannya tersebut I Renggan kembali ke Nusa Penida tepatnya di timur pulau bermaksud menambatkan perahunya di sana, ternyata perahu yang tidak terkendali sempurna malah lewat ke pantai dan membelah gundukan batu yang ada di sana. Bekas perahu I Renggan tersebut dibuat suatu tempat pemujaan yang kini di sebut dengan Pura Batu Medau. Pura Batu Medau memiliki 3 lokasi pura yaitu Pura pertama atau Pura Segara menghadap ke selatan kelod dengan memiliki 2 susunan pura yaitu halaman luar dan halaman dalam yang berstana di pura ini yaitu dewa Baruna, Pura kedua atau Pura Taman menghadap ke selatan kelod dengan memiliki 2 susunan pura yaitu halaman luar dan halaman dalam, yang berstanan di pura ini yaitu Dewi Gangga, Pura ke tiga atau Pura Penataran Agung menghadap ke selatan kelod dengan memiliki 3 susunan pura yaitu halaman luar, halaman tengah, dan halaman dalam, yang berstana di pura ini yaitu Ida Ratu Mas Landung. Orientasi ketiga pura ini menghadap ke gunung. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Gambar 2. Pura Batu Medau 49 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida c. Pura Puncak Mundi Pura Puncak Mundi terletak di Dusun Rata, Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida Bali. Pura ini terdiri dari tiga paleban pura yaitu persembahyangan pertama Pura Taman Beji yang merupakan tempat berstananya Ida Bhatara Dewi Gangga. Tipologi bangunan pelinggih pada persembahyangan pertama yaitu dari barat ke timur dauh-dangin dengn orientasi Pura menghadap ke gunung. Pura Taman memiliki dua susunan Pura yaitu jeroan dan jaba sisi atau dalam dan halaman luar. Persembahyangan kedua adalah Pura Dalem Kerangkeng yaitu tempat berstananya Ida Bhatara Durga. Tipologi bangunan pelinggih pada Pura kedua yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi Pura menghadap ke Gunung. Pura Dalem Kerangkeng juga memiliki dua susunan Pura yaitu jeroan dan jaba sisi atau dalam dan halaman luar. Persembahyangan ketiga merupakan yang terakhir yang Pura Puncak Mundi yang merupakan tempat berstananya Ida bhatara siwa yang menjelma sebagai Dukuh Cemeng. Tipologi bangunan pelinggih pada Pura ketiga menghadap timur Dangin yaitu ke arah terbitnya matahari. Pura Puncak Mundi memiliki Tri Mandala atau tiga susunan Pura yaitu jaba sisi, jaba tengah, dan jeroan atau halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Gambar 3. Pura Puncak Mundi d. Pura Penataran Ped Pura Penataran Agung Ped terletak di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Ada empat lokasi pura yang bersatu pada areal Pura Penataran Agung Ped. Pura Segara, sebagai tempat berstananya Batara Baruna. Tipologi bangunan Pelinggih pada Pura Segara menghadap utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke Gunung. Pura Segara memiliki 2 susunan pura yaitu jaba sisi dan jeroan bagian lur dan bagian dalam. Beberapa meter mengarah ke selatan ada Pura Taman yaitu tempat berstananya Dewa Wisnu. Tipologi pelinggih pada pura Taman menghadap utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Pura Taman memiliki 3 susunan pura yaitu jaba sisi, jaba tengah dan jeroan halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 50 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 Mengarah ke baratnya lagi, ada Pura Dalem Ida Ratu Gede Mecaling tempat berstananya Ratu Gede. Tipologi bangunan pelinggih pada pura Penataran Ratu Gede Mecaling yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Pura Ratu Gede Mecaling memiliki 2 susunan pura yaitu jaba sisi dan jeroan halaman luar dan dalam. Di sebelah timurnya ada Pura Penataran agung Dalem Peed yaitu tempat berstananya Ratu Mas. Tipologi bangunan pelinggih pada pura Ratu Mas yaitu utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Pura Ratu Mas memiliki 3 susunan pura yaitu jaba sisi, jaba tengan dan jeroan halaman luar, halaman tengan dan halaman dalam. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Tipologi bangunan pelinggih pada pura yang dimaksud adalah arah pura, dalam wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida arah pura ini berbeda-beda dan dalam Agama Hindu pembangunan pura sesuai dengan dewata nawa sanga yang artinya sembilan penjuru arah mata angin menurut Hindu. Adapun yang dimaksud yaitu 1 Arah timur sebagai Dewa Iswara 2 Arah selatan sebagai Dewa Brahma 3 Arah barat sebagai Mahadewa 4 Arah utara sebagai Dewa Wisnu 5 Arah tenggara sebagai Maheswara 6 Arah barat daya sebagai Dewa Rudra 7 Arah barat laut sebagai Sankara 8 Arah timur laut sebagai Sambhu 9 Tengah sebagai Dewa Siwa Penyungsung pura dari keempat pura diantaranya Pura Batu Medau penyungsung pura yang terdiri dari 6 desa yaitu Desa Kutampi, Kutampi Kaler, Batununggul, Suana, Tanglad, dan Pejukutan dan 9 orang sebagai pengurus pura, Pura Goa Giri Putri yang merupakan Dusun Karang Sari sebagai penyungsung pura dan 2 kelompok yaitu kelompok pertama dan kedua yang sebagai pengayah terdiri dari masing-masing 12 orang sebagai pengurus pura, Pura Puncak Mundi terdapat sebelas banjar adat yang menjadi penyungsung di antaranya Banjar Baledan Duur, Banjar Baledan Beten, Banjar Klumpu Kauh, Banjar Klumpu Kangin, Banjar Angas, Banjar Mentaki, Banjar Rata, Banjar Tiagan, Banjar Bila, Banjar Cubang dan Banjar Iseh dan 19 orang sebagai pengurus pura setiap harinya. dan Pura Penataran Agung Ped yaitu seluruh Desa yang ada di Nusa Penida merupakan penyungsung Pura tetapi hanya 18 orang dibentuk panitia sebagai pengurus pura. Fungsi pura, Bangi Masyarakat Hindu, Pura itu merupakan tempat melakukan persembahyangan. Bagi masyarakat luar atau wisatawan berbeda karena tourist karena menurut tourist wisata spiritual merupakan salah satu objek wisata karena Pulau Nusa 51 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida Penida terkenal banyak wisata diantaranya wisata alam, wisata spiritual sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung ke wisata spiritual. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Gelebet 2008 hasil penelitiannya menyatakan bahwa karakteristik wisata spiritual mempunyai beberapa bagian seperti tipologi bangunan suci pada kompleks pura, susunan pura sebagai kompleks bangunan, orientasi pura, sasaran yang dipuja, penyungsung pura, dan fungsi pura. Pemetaan Jalur Wiata Spiritual di Kecamatan Nusa Penida Sebelum pemedek atau pengunjung melakukan persembahyangan ke Nusa Penida, pemedek atau pengunjung yang dari luar Nusa Penida terlebih dahulu menyebrang dengan transportasi laut karena Nusa Penida merupakan Pulau yang terpisah dengan Bali yang merupakan kabupaten Klungkung, pertama dari rumah masing-masing menuju tempat penyeberangan atau pelabuhan. Terdapat empat tempat penyeberangan atau pelabuhan yang berbeda yaitu 1 Padang Bai dengan menggunakan kapal roro dan turun di Kutampi Nusa Penida 2 Pesinggahan dengan menggunakan boat turun di Buyuk Nusa Penida 3 Kusamba dengan menggunakan boat turun di Sampalan Nusa Penida 3 Sanur dengan menggunakan boat turun di berbeda tempat ada di Buyuk Nusa Penida dan ada di Toya Pakeh Nusa Penida sesuai dengan boat yang dinaiki. Pemilihan rute adalah salah satu indikator penting dalam pergerakan orang dan kendaraan dalam mencapai tujuan. Setiap orang menginginkan efisiensi waktu, jarak, biaya dan kenyamanan dalam menentukan rute terbaik. Pengunjung atau pemedek yang dulu biasanya naik kapal roro untuk menyeberang sekarang para pemedek lebih banyak menggunakan boat untuk menyeberang dibandingkan kapal roro karena kecepatan antara boat dengan kapal lebih cepat boat yaitu kalau naik kapal perjalanan kurang lebih 1 jam sedangkan boat dengan kecepatan kurang lebih 20 menit dan ada yang kurang lebih 30 menit sehingga pemedek lebih banyak naik boat dan tempat penyeberangan lebih banyak di sanur dan di pesinggahan karena boat yang naik di pelabuhan pesinggahan dan sanur turunnya sama yaitu di buyuk dan mobil yang mengantar jemput sudah menunggu di Buyuk karena Cuma di Buyuk yang merupakan tempat antar jemput dengan jumlah sopir serta mobil 43 yang mana mobil yang dapat menjemput pemedek sesuai nomor yang didapat, nomor mobil setiap harinya terus bergantian sehingga sopir yang mendapat nomor urutan pertama dan seterusnya sudah bersiap di lokasi. Sampai di Nusa Penida para Pemedek sudah di tunggu beberapa mobil yang satu mobil memuat 10 pemedek. Setelah pemedek berada di dalam mobil, sopir langsung membawa pemedek mulai melakukan persembahyangan ke pura yaitu pura pertama menuju ke Pura Goa Giri Putri, di Pura Goa Giri Putri melakukan persembahyangan 5 kali, di luar goa terdapat satu pelinggih dan 4 pelinggih berada di dalam goa. Kondisi jalan menuju Pura Goa Giri Putri luas dan bagus sehingga lebih cepat sampai di lokasi. Selanjutnya pemedek menuju ke pura kedua yaitu Pura Batu Medau yang tidak jauh dengan Pura Goa Giri Putri, setelah sampai di lokasi pemedek langsung melakukan Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 52 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 persembahyangan pertama yaitu Pura Segara kemudian Pura Taman dan terakhir Pura Penataran Agung. Pemedek selanjutnya melakukan persembahyangan ke Pura Puncak Mundi yang berada di bukit paling tinggi dengan kondisi jalan yang kurang baik dan sempit, suasana di Pura Puncak Mundi juga dingin. Sampai di Pura Puncak Mundi pemedek langsung melakukan persembahyangan ke 4 lokasi , dan yang terakhir pemedek sembahyang di Pura Penataran Ped dan mekemit atau menginap di Pura Penataran Ped, di Pura Penataran Agung Ped pemedek melakukan persembahyangan 4 pura. Pura Penataran Agung Ped merupakan pura yang terakhi dan sebagai tempat menginap atau mekemit sebelum pemedek kembali ke rumah karena jarak pelabuhan dengan Pura Penataran Agung Ped sangat dekat dibandingkan dengan ketiga pura lainnya sehingga pemedek lebih gampang dan lebih cepat untuk pulang keesokan harinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Syaiful Anam 2016 hasil penelitiannya menyatakan bahwa dalam melakukan perjalanan dari suatu tempat asal ke tempat tujuan, perjalanan dengan rute terbaik menjadi harapan setiap orang. Rute terbaik yang dimaksudkan disini adalah rute perjalanan yang kemungkinan besar memiliki waktu tempuh tercepat. Rute terbaik pada umumnya adalah berdasarkan jarak tempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pada kenyataannya rute terbaik seharusnya memperhatikan kondisi jalan misalnya kapasitas jalan, banyak kendaraan yang melewati, jarak tempuh dan lain-lain. Gambar 4. Peta Jalur Wisata Spiritual Nusa Penida 53 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida 4. Simpulan dan saran Karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida memiliki perbedan dan persamaan. Perbedaan dapat dilihat dari tipologi bangunan pelinggih, susunan pada setiap pura, sasaran yang dipuja, kemudian yang menjadi persamaan pada karakteristik pura yaitu orientasi pura, penyungsung pura serta fungsi pura dan Urutan jalur wisata spiritual dapat dilihat dari urutan pertama hingga terakhir yaitu Pura Goa Giri Putri, Pura Batu Medau, Pura Puncak Mundi dan Pura Penataran Ped. Peneliti selanjutnya bisa mengadakan penelitian mengenai lokasi yang sama dengan sudut pandang berbeda, namun dengan variabel pemetaan jalur wisata spiritual. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau acuan kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian sejenis, dapat digunakan sebagai perbandingan atau pertimbangan dengan memperhatikan kendala-kendala yang dialami untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pemetaan jalur wisata spiritual di Kecmtan Nusa Penida sehingga bisa mempermudah pengunjung yang datang melakukan persembahyangan. Dapat memberikan informasi mengenai Kecamatan Nusa Penida yang memiliki wisata spiritual yang dapat membantu masyarakat Nusa Penida dalam perekonomian. Daftar Rujukan Anam, Pencarian Rute Terbaik Menggunakan Logika Fuzzy dan Algoritma Semut”. Jurnal Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya KNPMP I, Vol. 24, Diunduh pada 5 juli 2017 Arjana, I Gusti Geografi PariwisatadanEkonomi Kreatif. Jakarta Rajawali Damasdino, Fian. 2015. “Studi Karakteristik Wisatawan dan Upaya Pengembangan Produk Wisata Tematik di Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo Baru Kabupaten Bantul”. Jurnal Media Wisata, diunduhPada 7 Maret 2017 Dan Perbandingan Arsitektur Pura Maospait Dengan Beberapa Kuna Lain di Bali”. Jurnal Wisata Spiritual Lintas Agama, Vol. 38, No 2, hal. 59-75. Diunduh pada 3 juli 2017. Marpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung Alfabeta. Sukadi, Riestiana Meita. 2001. New Age WisataSpiritual Lintas Agama. Journal Speed-Sentral Penelitian, Vol. 6, No. 4. Diunduh pada 8 Maret 2017 ... Thus research covers both primary data and secondary data. Primary data collected directly by the author Martono, 2014 is data from observations done directly in the field while the type of secondary data is data that has been previously collected that can be used in this study in the form of documents, photos, images and Artini, 2018. Collecting data in this study using literature study, namely data collection techniques through written documents, photos, pictures, electronic documents, and the internet that can support the writing process. ...I Made Rony Mulia Kusuma PutraI Gede MudanaI Made Darma Oka Muhamad NovaThis research aims to analyze the implementation of sustainable tourism in spiritual tourism at Pura Luhur Tamba Waras in Desa Sangketan, Tabanan Regency, Bali, Indonesia. This research uses qualitative analysis techniques. The data source used is secondary data and is accessed through company documents, journals, books, articles, and websites. The results show that sustainable tourism in spiritual tourism at Pura Luhur Tamba Waras are the application of basic concepts in sustainable tourism, namely the social concept of cooperation. The economic concept has also been implemented very well, namely the surrounding community can sell spiritual facilities and infrastructure in the temple area, but the implementation of the environmental concept is not good because the waste that is used for spiritual tourism is not well managed. Pura Luhur Tamba Waras has implemented three basic concepts of sustainable tourism, namely social, economic and environmental but the concept of the environment has not been maximally A ABDURASSULOVARoza Ubaidyalayevna MаmykоvаE. B ZHAPPARBERGENOVA. Lesson Study is an experiential learning experience that has a direct impact on developing local knowledge and improving teaching. In the Lesson Study model, teachers of the same class or course meet regularly to co-create and plan lessons aimed at finding effective teaching methods. As interest in the world of education has grown, Lesson Study has attracted teachers, experts and professionals from the region to use it to improve lessons - and this is also happening in Kazakhstan. It was first used in teaching mathematics in Japan and is now being used in other areas, including biology. The adaptation of the Lesson Study is interesting because Japan and Kazakhstan have different cultures. While much has been reported on how the Lesson Study is commonly used in Japan and the United States, there is little research on how it is used in Kazakhstan. Since this is a case study, it only focuses on the school. Interview and observation were the tools used in this study. The interviews were used to obtain information on how the Lesson Study is typically conducted, and observation was also used to observe the actual implementation of the Lesson Study with the researcher. In this article, much attention is paid to the events that occurred during the implementation of the Lesson Study program and the educational Rute Terbaik Menggunakan Logika Fuzzy dan Algoritma SemutSyaiful AnamAnam, Pencarian Rute Terbaik Menggunakan Logika Fuzzy dan Algoritma Semut". Jurnal Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya KNPMP I, Vol. 24, Diunduh pada 5 juli 2017Geografi PariwisatadanEkonomi Kreatif. Jakarta Rajawali Damasdino, FianGusti ArjanaBagusArjana, I Gusti Geografi PariwisatadanEkonomi Kreatif. Jakarta Rajawali Damasdino, Fian. 2015. "Studi Karakteristik Wisatawan dan Upaya Pengembangan Produk Wisata Tematik di Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo Baru Kabupaten Bantul". Jurnal Media Wisata, diunduhPada 7 Maret 2017Tinjauan Dan Perbandingan Arsitektur Pura Maospait Dengan Beberapa Kuna Lain di Dan Perbandingan Arsitektur Pura Maospait Dengan Beberapa Kuna Lain di Bali". Jurnal Wisata Spiritual Lintas Agama, Vol. 38, No 2, hal. 59-75. Diunduh pada 3 juli Pariwisata. Bandung AlfabetaHappy MarpaungMarpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung Age WisataSpiritual Lintas AgamaRiestiana SukadiMeitaSukadi, Riestiana Meita. 2001. New Age WisataSpiritual Lintas Agama. Journal Speed-Sentral Penelitian, Vol. 6, No. 4. Diunduh pada 8 Maret 2017
Pura Batu Medawu Nusa Penida Pura Batu Medau Nusa Penida merupakan salah satu dari pura terbesar yang ada di Pulau Nusa Penida dan salah satu Pura Tri Purusa di Nusa Penida Pura Utama Nusa di Penida , selain dari Pura Puncak Mundi dan Pura Dalem Ped dan memang sering di kunjungi untuk kegiatan sembahyang dan Tirta Yatra keagamaan Hindu. Pura ini merupakan awal mula dari peradaban budaya orang Nusa Penida, dan sangat disucikan oleh penduduk setempat dan masyarakat Nusa Penida umunnya. Baca Juga Ulasan di bawah Pura Puncak Mundi – Puncak tertinggi di Nusa Penida Sejarah Pura Batu Medau Nusa Penida Sejarah Pura Batu Medau menurut sejarahnya Nama Pura berasal dari Nama Batu Medau yang berasal dari kata “perahu medah batu” yang berarti perahu yang memecah batu karang. kisahnya berawal dari kisah I Renggan, yang merupakan salah satu cucu dari Dukuh Jumpungan yang berencana mau menaklukan pulau Bali dengan perahu ajaibnya. Dan percaya bisa merubah tanah pulau Bali dan melewati lautan dengan perahu ajaibnya. Tetapi keinginan I Renggan diketahui oleh Bhatara Toh Langkir, yang menyebabkan I Renggan mengalami kebingungan, tidak bisa tidur nyenyak dan tidak bisa mengendalikan kapalnya. Karena susah mengedalikan kapal yang di tumpanginya sehingga menabrak pulau pulau kecil disana di sekitar Padang Bai Karangsem Bali, perahu itu akhirnya berlabuh di Desa Manggis Karangasem. Karena gagal dalam usahanya menaklukan Bali, I Renggan kembali ke bagian timur Nusa Penida, ketika hendak melabuhkan kapalnya, kembali kapal yang di naikinya lepas kendali dan menabrak Batu Karang yang besar, mungkin itu takdir dari Ida Sang Hyang Widi Wasa, kisah itu harus terjadi. Oleh masyarakat Nusa Penida tempat batu pecah itu di bangunlah Pura sebagai tempat pemujaan yang terkenal dengan nama Pura Batu medawu. Fakta yang menguatkan cerita ini adalah simbolisasi berupa ekor perahu yang menyerupai gundukan batu di Pura Batu Medau, yang berada di Pura Segara. Konsep dan Fungsi Pura Batu Medau Nusa Penida Untuk konsep dari Pura Batu Medau adalah Nyegara Gunung yang diartikan Nyegara Lautan dan dari keduanya merupakan simbok dari keindahan dan harmonisasi dari alam semerta. Jika berenana ke Pura ini lebih baik pesan paket tirta Yatra yang sudah include dengan transportasi, tiket fast boat dan lain lainnya. Untuk kegiatan sembahyang dilakukan 3 kali persembahyangan yang pertama di Pura Segara, setelah itu di Pura Taman dan yang terakhir di Pura Penataran Pura Medau. Hari raya atau dalam bahasa Balinya piodalan tepat jatuh pada buda kliwon wuku pahang setiap 6 bulan kalender Bali sekali. Masyarakat yang menyungsung adalah dari 3 desa yaitu desa adat Kutampi Atas, Kutampi Selatan dan Kutampi Timur Untuk fungsi dari Pura Batu Medau memang dibangun untuk kegiatan suci agama Hindu masyarakat Nusa Penida, tetapi sudah banyak masyarakat di luar pulau Nusa Penida yang sembahyang ke Pura ini, biasanya mereka dengan rombongan. Paket Tour Nusa Penida 1 Hari Barat Lokasi Pura Batu Medau Untuk Pura Batu Medau lokasi berada di bagian timur dari Pulau Nusa Penida yang percisnya berada di sebelah barat Desa Semaya yaitu Desa Suana Nusa Penida Klungkung Bali. Untuk melihat semua keindahan alam, Budaya dari Nusa Penida anda bisa memesan paket tour murah ke Nusa Penida dari Nata Nusa Penida Pura Yang lain di Nusa Penida Destinasi Populer More Similar Posts
Kali ini kami akan bahas tentang Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida Nusa Penida terkenal dengan wisata spiritualnya. Itu di karenakan telah dari dulu sebagian besar umat Hundu Bali melakukan persembahyangan/ Tirtayatra ke Nusa Penida. Di Pulau Nusa penida banyak sekali terdapat tempat suci/pura yang merupakan Pura Kahyangan Jagat seperti Pura Ped , Pura Batu Medau, Puncak Mundi, Pura Goa Giri Putri. Berikut ini tiga Pura Sering Dikunjungi di Nusa Penida baik dalam acara tirtayatra atau sembahyang sehari-hari yaitu Pura Ped, Goa Giri Putri, dan Pura Puncak Mundi. 3 Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida1. Pura Goa Giri Putri2. Pura Puncak Mundi. Pura Ped 3 Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida 1. Pura Goa Giri Putri Tahapan persembahyangan di Goa Giri Putri dimulai dengan menaiki puluhan anak tangga menuju tempat persembahyangan pertama yakni Pelinggih Ida Hyang Tri Purusa Lan Ganapati, yang merupakan akses satu-satunya untuk memasuki Goa Giri Putri. Lubang pintu masuk ke dalam goa sangat kecil sekali. Apabila memiliki badan yang sangat pasti was-was untuk masuknya. Namun apabila tujuan Untuk Tangkil/Sembahyang, meskipun badan besar pasti akan bisa masuk ke dalam goa. Di Dalam goa areal sangat luas sekalai, diperkirakan bisa menampung ratusan muat. Adapaun Susunan/Tahapan Persembahyangan di Pura Khayangan Jagat Goa Giri Putri. Linggih Ida Hyang Tri Purusan dan Ganapati Linggih Ida Hyang Wisnu dan Wasuki Linggih Ida Hyang Dewi Gangga tempat melukat Linggih Ida Hyang Giri Pati Linggih Ida Hyang Giri Putri Linggih Ida Hyang Siwa Amerta, Rambut Sedana, Ratu Mas Manik Melanting, Ratu Syahbandar, Dewi Kwan Im, Dewa Langit dan Dewa Bumi. 2. Pura Puncak Mundi Puncak Bukit Mundi adalah tempat tertinggi di daratan Nusa Penida. Perjalanan ke Puncak Mundi cukup nyaman, permukaan aspal jalan cukup bagus. Hampir keseluruhan perjalanan adalah mendaki dan cukup curam, karena itu diperlukan kondisi kendaraan yang prima. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. Jika ada acara spiritual yang cukup lama memakan waktu, sebaiknya mengenakan baju penghangat tubuh. Di lokasi ini terdapat dua pura penting yaitu pura Puncak Mundi dan Pura Krangkeng Pura Krangkeng Kertanadi Dengan tuntunan dari Spiritual di tempat ini kita dapat menanyakan ada tidaknya leluhur kita yang masih harus menjalani masa untuk tinggal, mencari tahu soroh atau dari klen mana sebenarnya keberadaan kita, Nuntun Leluhur, dan Ngaturang pengayubagia. Tentunya memerlukan persiapan tertentu dan prosesi khusus karena yang seperti ini bukanlah persembahyangan biasa. Pura Pucak Bukit Mundi Merupakan pura Penataran Agung dengan jaba sisi, jaba tengah dan jeroan paling dalam Ada perbedaan sedikit dari pura lainnya dimana pura ini jaba tengahnya lebih luas dari areal jeroannya sendiri. Ada banyak bale pekemitan baik di jaba sisi maupun di jaba tengah. Persembahyangan umum dilakukan di sini. Biasanya yang lebih umum, urutan tangkil di Nusa Penida, persembahyangan di Puncak Mundi dilaksanakan sebelum ke Pura Ped. . Pura Ped Pura Ped terdapat empat buah pura, yaitu Pura Segara, Pura Taman Sari, Pura Ratu Dalem Gede Mecaling, dan Pura Penataran Agung. Adapaun susunan urutan persembahyangan di Pura Ped sebagai berikut. Pura Segara Pura ini berlokasi paling dekat dengan laut. Areal pura tidak begitu luas. Acara persembahyangan berlangsung sebagaimana biasanya. Kapasitas pura kira-kira 50 umat. Pura Taman Sari Dari pura Segara, kita melanjutkan ke taman yang bertujuan untuk penyucian. Pura ini berlokasi disebelah timur atau sebelah kanan dari Pura Penataran Agung. Seperti namanya Pura ini dikelilingi oleh kolam yang dibuat cukup dalam, dan areanya juga tidak begitu luas. Kolam di sekeliling pura penuh dengan tanaman teratai yang berbunga indah. Acara persembahyangan biasa. Kapasitas pura sekitar 40 orang. Pura Dalem Ida Ratu Gede Mecaling Pura ini ada di sebelah kiri dari Pura Pentaran Agung, di sebelah utara Wantilan. Pura dalem linggih Ida tabik pukulun Ratu Gede Mecaling ini tidak terdapat banyak pelinggih. Satu pelinggih utama dan disebelah kiri pelinggih penyangga. Kapasitas pura kira-kira 70 umat. Acara persembahyangan sebagaimana biasanya. Pura Penataran Agung Dalem Peed Pura yang lumayan luas dan dengan penataan yang bagus. Terdapat banyak pelinggih berjajar pada sisi sebelah timur dan sebelah utara. Pelinggih sebelah utara dan palingging tinggi merupakan pelinggih penyimpenan. Di tengah-tengan berdiri sebuah pelinggih bale pelik. Di sebelah timur laut menghadap ke barat daya terdapat Padmasana/Surya. Pura Ped biasanya merupakan persembahyangan terakhir dari sebagian umat Hindu Bali yang tangkil atau Tirtayatra ke Nusa Penida. Di areal pura terdapat 3 wantilan besar, bisa digunakan untuk acara tari-tarian/mekemit/pesandekan pemedek. Yaitu Satu wantilan berada dekat dengan Pura Taman, dan 2 wantilan berada di depan atau setelah candi masuk. Salain itu juga terdapat Pesandekan Khusus Pemangku yang berada dekat dengan Pura Ratu Gede. Demikianlah 3 Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida. Terimakasih sudah berkunjung. Apabila ada pertanyaan, silahkan komentar di bawah! Info Paket Tirtayatra Nusa Penida silahkan hubungi kontak kami 082339915678
Pura Mobil Yang Sangat Unik – Bali merupakan pulau seribu pura, salah satu pura yang unik terletak di Nusa Penida , tepatnya di Dusun Karangdawa, Desa Bungamekar. Pura ini dikenal dengan sebutan Pura Mobil Nusa Penida. Pura ini sangat kramat dan pelinggih yang ada di pura ini tidak seperti pelinggih biasanya. Sejarah Pura Mobil Nusa Penida Kalau dilihat sekilas, Pura ini nampak sama dengan Pura pada umumnya. Namun, ada dua pelinggih di dalam Pura tersebut yang bentuknya sangat unik yaitu berbentuk mobil. Karena bentuk pelinggih yang dibangun benar -benar menyerupai mobil jenis Jimny dan PW Kodok. Menurut warga setempat menyakini Ida Bhatara yang bergelar Ida Gede Ratu Sakti Hyang Mami bersthana di Pura tersebut memiliki sebuah kendaraan beroda empat layaknya mobil. Apalagi setiap piodalan, ada warga pengempon atau peyungsung Pura sering kerauhan dan meminta agar dibuatkan pelinggih berbentuk mobil. Karena seringnya terjadi kerauhan , maka dari itu dibuatkan pelinggih berupa mobil. Mobil jimmy tersebut yang merupakan pelinggih dari Ratu Gede Sakti Hyang Mami. Sementara mobil VW merupakan mobil dari pengikut atau anak-anak beliau. Selain terjadinya kerauhan tersebut , dahulu sebelum dibuatkan pelinggih mobil, pada malam harinya warga setempat sering mendengar suara deru mobil dan suara klakson dari arah Pura. Namun suara deru mobil itu hanya sepintas saja kemudian berlalu sangat cepat. Pemangku setempat menceritakan sekitar 50 tahun yang lalu, sebelum ada sepeda motor ketika warga setempat berangkat ke pasar dengan berjalan kaki. Dulu ketika masyarakat setempat pergi ke pasar dini hari, salah satu dari mereka mendengar bunyi suara mobil yang berderu dan suara klakson dari arah pura. Piodalan di Pura Mobil Piodalan di Pura ini tepatnya pada Tumpek Krulut yang jatuh pada Purnama. Banyak warga setempat yang mengatakan banyak terdapat monyet di dekat Pura, tetapi anehnya saat upacara berlangsung monyet – monyet yang ada hilang entah kenapa. Mungkin karena sesuatu hal yang ditakutkan. Bagi para pemedek yang tangkil kesana diperbolehkan untuk mengaturkan dana punia. Untuk wisatawan asing maupun mancanegara diperbolehkan memasuki area pura , tetapi diharuskan untuk memakai pakain adat yang sopan. administrator The Nusa Penida adalah salah satu agent wisata ke Nusa Penida, yang melayani paket tour, snorkeling, diving, fast boat, hotel dan aktifitas wisata yang ada di Nusa Penida dan Lembongan
pura yang ada di nusa penida