Ohsekolahku yang tercinta, kau adalah bagian cerita, dari hidupku yang berwarna, hidup penuh suka cita. Dalam rangkaian rumah tangga, suami adalah tulang punggung atau kepala keluarga yang menjadi penopang perekonomian, pengatur, sekaligus pembimbing. Puisi Rumahku Surgaku Soal Tematik Rabu, 9 oktober 2019 jam 07:00 awal dimulainya kegiatan serentak pembuatan puisi oleh siswa, guru, karyawan, ContohPuisi Tentang Kota Jakarta. By Destiara Cahaya On Jumat, Mei 11th, 2018 Categories : Puisi. Berikut ini adalah contoh puisi tentang keadaan kota Jakarta yang dibuat oleh teman kita "Muhamad Lutfi". Pusi tentang sungai ciliwung, kemacetan, juga suasana MONAS. Nah bagi yang butuh inspirasi puisi unuk tugas sekolah atau karya, semoga Saturday October 13, 2018. Kumpulan puisi senja atau puisi tema senja. Senja adalah kala susana atau waktu akan menjelang malam saat rona jingga yang indah berseri, ia seakan menyambut bergantinya hari dari siang menuju malam yang penuh mimpi dan kata yang mengurai walau tak bermakna, mencoba ciptakan rasa menjadi asa yang singkat sesingkat Adaseorang anak muda yang tampan rupawan, gayanya kekinian, kalau istilah sekarang, "Anak millennial bingeeet" ingin jadi santri dari seorang kyai sepuh, alim dan wara' Cerita tentang bagaimana Kyai Ali Maksum mengenal, mendidik, Puisi Pendek Menyentuh Hati [Lengkap] Contoh Puisi Singkat Asep Sulaeman, M Kelas ini nakalnya minta ampun Kaliansedang mencari puisi pendek tentang hari ibu untuk ditulis di kartu ucapan atau mungkin dibuat status di media sosial?. Katakan pada ibumu betapa kamu sangat mencintainya dengan salah satu puisi hari bahagia ibu yang lucu dan menyentuh hati ini. Balada puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa : jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Berisipuisi tentang guru tercinta, pahlawan tanpa tanda jasa, singkat menyentuh hati. Berikut ini adalah puisi guru tercinta yang menarik dan bermakna dalam untuk kalian baca. Segenap puisi pendek tentang hari guru nasional tahun 2021 ini cocok dijadikan hadiah untuk guru tersayang di mana pun mereka berada. ٨ ذو القعدة ١٤٤٣ هـ. Puisikemerdekaan 17 Agustus di bagian terakhir ini untuk mengingatkan kita tentang pentingnya momen ini. Momen yang akan menjadi titik awal perjalanan bangsa dan menandakan bahwa kita benar-benar bebas dan berdaulat. Puisi kemerdekaan 17 Agustus tidak hanya sebagai hiburan belaka, tetapi ada semangat dan pesan-pesan perjuangan di baliknya. Berikutadalah kumpulan puisi pramuka pendek terbaik dan mudah dipahami untuk peringatan Hari Pramuka atau lainnya. Contoh Puisi Tentang Pramuka 9: Pramuka Bermental Baja; Contoh Puisi Pramuka 1: Sorak Sorai Pramuka. Oleh: Wenny N.Y Menyinari dan memancarkan pesonanya di bumi tercinta. Contoh Puisi Pramuka 5: Api Unggun yang Danberkaitan dengan kota kembang, puisi yang dipublikasikan blog berkaspuisi untuk kali ini adalah puisi berjudul kota kembang. Nah bagaimana cerita puisi dan kata kata puisi untuk kota bandung dalam bait puisi kota kembang, Apakah bercerita seperti puisi kota kelahiran atau bermakna seperti puisi tentang kota tercinta. Untuk lebih jelasnya Untuklebih jelasnya puisi tentang kota masa kini disimak saja bait bait puisinya dibawah ini agar mengerti puisi dan maknanya. KOTA MASA KINI Oleh: Hamsar Opo. Kumpulan puisi pendek tentang sekolah 2 bait adalah sekumpulan puisi singkat bertema sekolah dan rangkai dengan kata-kata puisi tentang seko Kumpulanpuisi pendek tentang Bunda berikut sedih dan menyentuh hati dan cocok untuk dibacakan pada Hari Ibu 22 Desember 2021. Nah, mari kita simak: Puisi untuk Ibu di Hari Ibu yang Sedih. Berkisah tentang Mama tercinta sering kali membuat kita terharu dan sedih. Memang sudah begitu fitrahnya, karena sedihnya diri adalah bagian dari penyesalan Kalianadalah guru ku. Kumpulan ilmu dari kalian kugunakan. Suatu saat nanti dan ajaranmu akan selalu kuingat. Itu semua demi masa depanku. Ayah, ibu, Aku mencintai kalian. Seperti aku mencintai Tuhan. Semoga Tuhan membalas kebaikan. Pada kalian di surga yang indah nanti. Jadi dengan membuat puisi untuk guru-guru tercinta seperti ini, sama saja dengan kamu memberi rasa hormat yang sangat tinggi kepada guru-guru tercinta kamu. Daftar Isi. Puisi Pendek tentang Guru. Masih ada beberapa contoh puisi tentang guru lainnya, yang bisa kamu jadikan sebagai referensi yang tepat, yaitu: 1. Untukmu Guruku Puisitentang kota kelahiranku adalah serangkaian kata-kata puisi tentang sebuah kota kelahiran dan kata puisi kotaku tercinta menjelaskan mengenai kota Makassar yang indah. Tema puisi kota kelahiran yang dipublikasikan blog berkas puisi dengan judul puisi Makassar tanah kelahiranku bukanlah puisi pendek tentang kota tercinta tetapi puisi 73qs. Puisi Singkat – Siapa yang tak suka dengan puisi? Alas kata-katanya yang boleh mewujudkan seseorang baper tentunya sangat diminati sekali, bahkan makanya para kawula muda nan hijau menyukai dengan puisi itu sendiri. Namun terkadang kerjakan para kawula remaja yang bau kencur mengesir puisi bukan suka dengan puisi nan ditulis secara janjang yang mencapai beberapa halaman, sehingga para kawula akil balig koteng makin menyukai syair singkat tinimbang dari syair tinggi itu koteng. Puisi Sumir Tentang Cucu adam tua Pria Tercinta Tugas Seorang Ayah Ibu Aku Beruntung Puisi Singkat Tentang Cinta Tentangmu Tentangku Anganku, Anganmu, Angan Kita Tetapi Dia Rasa Sesaat Luka pada Bidadariku Ikrarku Untuknya Kerelaan Hati Ikatan Dua Hati Sebuah Impian Eksak… Pasti… Paradigma Puisi Singkat Adapun Rindu Aku Kangen Waktu Mimpi Puisi Ringkas Tentang Kehidupan Terik Tidak barang apa Amnesti Puisi Sumir Adapun Agama Cahaya Suci Tentang Hati Cahaya Ilahi Invitasi Kebaikan Tembang Singkat Yang Bisa Bikin Baper Takluk Doaku Cuma Untukmu Mati Ini Kisahan Tentangmu Jejak Dalam Udara Rasa Isyarat Yang Entah Aku Dan Hujan Lebih Dari Peroi Televisi Sudut Pandang Seuntil Abuk Ketegaran Di Kerumahtanggaan Bis Manjapada Saat ini Judulku Cerita Perjuanganku Anak Nakalku Koran Kebudayaan Tak Puas Kehilangan Drakula Dan Kelelawar Berdasi Jagalah Diriku Taman Maaf, Aku Lupa Selamat Jalan Teman Teman Perbangkangan Sahabat Di Kala Hujan angin Sajak Singkat Selamat Perkembangan Tidak Akan Pernah Lupa Di Koridor Sekolah Ungkapanku Padamu Perumpamaan Sepasang Sendal Jepit Tembang Singkat Jalan Halikuljabbar Marhaban Ya Ramadhan Puisi Singkat Jalan Hikmah Puisi Pendek Tentang Orang tua Orangtua seringkali dijadikan andai tema bagi batik puisi. Orangtua memang silam penting dalam kehidupan kita. Maka dari itu kita memadai mengapresiasinya salah satunya dengan prinsip mewujudkan puisi. Berikut puisi sumir nan bertemakan orangtua Pria Tercinta Kenangan pertamaku adalah dibonceng pit oleh pria berkaos merah Menyiram bunga jadi agenda yang ditunggu, karena kupunya alasan bagi bermain air Dia jadikan berkeliling kampung dengan roda sebagai hal distingtif Beliau jadikan menyiram rente sebagai permainan paling menyenangkan di dunia Dialah lanang mula-mula nan pernah kucinta Tugas Seorang Ayah Ada okta- tugas seorang ayah bagi putrinya Pertama, menggendongnya begitu menyapa manjapada Kedua, menjadi n antipoda dolan meski harus sampai merosot berguling Ketiga, mengantarkannya ke sekolah pada hari purwa Keempat, memarahinya ketika primitif pulang ke rumah di rasi muda Kelima, beraksi galak kepada para lelaki yang berusaha mendekati putrinya Keenam, menyerahkan tugasnya sreg khalayak lain Ketujuh, memohon makhluk itu bikin menjaga putrinya dengan baik Kedelapan, menyembunyikan kesedihannya di hari bahagia sang putri Ibu Sembilan bulan mengandung Melahirkan dengan bertaruh nyawa Meneteki hingga dua tahun lamanya Menjadi guru yang paling mula-mula sonder upah pun rela Merawat, mengasuh, melembungkan… Setelah semua yang ibumu lakukan, apa masih pantas kau nekat membangkang? Aku Mujur Aku beruntung menjadi anak asuh kalian, wahai ayah… duhai ibu… Karena aku masih dimarahi jika terlambat shalat Aku berbahagia menjadi anak kalian, duhai ayah… duhai ibu… Karena aku masih disuruh untuk mengaji setiap harinya Aku beruntung menjadi anak kalian, wahai ayah… duhai ibu… Karena aku selalu dicari jikalau memencilkan sebatas tiga jam dan tak mengirimkan kabar Aku membujur menjadi anak asuh kalian, duhai ayah… aduhai ibu… Karena aku dipaksa lakukan bersantap sehari sampai tiga bisa jadi Ya, aku beruntung menjadi anak kalian… Puisi Ringkas Tentang Cinta Kamu pernah merasakan cinta? Seandainya ya apakah anda pergaulan mengungkapkan apa yang kamu rasakan itu dalam bentuk syair? Jika masa ini beliau sedang merasakan cinta dan ingin menuangkannya dalam bentuk syair, berikut ini referensi atau contoh puisi singkat yang bertemakan cinta Baca Pun Puisi Sekolah Tentangmu Tahu-tahu lebur hatiku Mendengar permintaan maafmu Apakah aku bukan yang terbaik bagiku Ku tak senggang, saja kau yang luang Akan kulakukan segala apa lagi untukmu Meski itu menghancurkanku Akan kulakukan apa pula maumu Asalkan kulihat pun senyum itu Tentangku Salahku, ini tidak tentangmu Kau hanya pikirkan dirimu Dan kau mutakadim relakan aku Agar aku bahagia untukmu Doang kaulah yang kumau Belaka kaulah bahagiaku Maka janganlah menjauhi dariku Walau apa yang terjadi padamu Anganku, Anganmu, Angan Kita Siapa nan akan menyangka Bahwa kaulah takdirku dari-Nya Siapa yang akan menyahajakan Bahwa berdua kita makara bersama Bisik mimpi manis penuh suka Lirih doa terpanjat sampaikan cita Mohon ceman akan sambutan besok Debar memulai hari awal kisahan kita Hanya Dia Andai dia tahu, sejak lewat Doang namanya yang suka-suka Di tiap detak jantungku Suatu per suatu helaan nafasku Aku seorang tak mengidentifikasi Rasa yang terlambat kusadari Tapi yang pasti, Sejak dulu namanya telah penuhi dalam hati Aku akan merasa bahagia bila kulihatnya tertawa Dan hancurlah aku detik air mata basahi pipinya Karena yang kumau hanyalah senyumnya Kendati aku harus bablas dari hatinya Rasa Sesaat Kurasakan keserasian, saat menatap ain teduhnya Kurasakan ketegaran, begitu adv pernah dirinya ada Kurasakan kenyamanan, ketika meluluk senyumnya Kurasakan kebahagiaan, perian mendengar tawanya Semoga ini bukanlah rasa sesaat yang datang dengan mulai-tiba Semoga ini bukan untuk tentatif, karena aku tak meminang Sungguh diri ini tak rela Bila kemudian rasa ini tiada Ku memang tak sempat tentangnya Yang kurasa hanyalah majuh Luka sreg Bidadariku Gemuruh halilintar menyambar Dahsyatnya badai mendepak Tak lagi kurisaukan Melihatnya menangis berlinang Tak sanggup hadang sakitnya rasa Melihatnya berurai air Netra Tak congah menahan amarah usia Plong kasihnya yang tlah bikin luka Biar kubuatnya menyesal Karna torehkan jejas sreg bidadariku Cak agar kubuat perhitungan Karna telah hancurkan jiwaku Ikrarku Untuknya Dengarkanlah ikrarku untuknya Bahwa ku kan slalu ada Dan kan kujaga senyumnya Kan kubuat dirinya bahagia Kuberharap ini tuk slamanya Karna dialah semangat jiwa Kerelaan Hati Jujur semata-mata aku bukan rela Melepasnya memencilkan dariku Sungguh rasa ini tak kuasa Relakan dia menjauhiku Misal sama bisa kugapainya kembali Tidak akan kubiarkan ia pergi Laksana saja sanggup kurengkuhnya juga Morong slalu kujaga di sebelah Ikatan Dua Hati Kicauan penis pagi Semarakkan firasat Bintang yang menjadi saksi Akan ikatan dua lever Hari ini ku begitu gembira Kan kudapati selalu dirinya Tiap kali kubutuhkannya Begitu pula baginya Sebuah Impian Kurentangkan tangan bikin menggapaimu Tetapi aku hanya menjangkau debu Beliau makin semenjak sejangkauanku Sira lain ada di sampingku Dan aku kembali tersadar, bahwa kamu ialah sebuah impian Nan menyitaku dari kenyataan Eksak… Karuan… Eksak… pasti… Segala hal di bumi ini Dapat diperhitungkan dengan teori Lalu akan benar-bermoral terjadi Eksak… pasti… Tapi adakah yang pasti Bila sudah menyangsang dengan lever Karena hati sulit dijelajahi Karena hati tak bisa didaki Eksak… pasti… Kebolehjadian bisa saja terjadi Terkecuali apa tentang hati Komplet Arketipe… Satu kata milik Nan Kuasa Juga digunakan makanya turunan Transendental… Harga mutlak untuk didamba Walau hanya jadi jenama Konseptual… Bukan niskala tanpa makna Karena memang positif adanya Sempurna… Kelihatan jelas sudah lalu semua Setelah hadir di depan mata Sempurna… Rasa hari-waktu yang tercecer Sejak kita berdua bersama Puisi Singkat Adapun Kangen Ketika seseorang merasakan kehausan, plong hari itulah terkadang muncul inspirasi kerjakan takhlik karya sajak. Sebagai halnya hipotetis puisi singkat berikut ini yang terinspirasi dari kejadian dimana seseorang sedang merasakan kerinduan. Inilah cermin-eksemplar puisi pendek tersebut Aku Ribang Apa kabar? Kau sedang apa? Undangan darimu telah kuterima Rasanya sama dengan baru kemarin kita masih bersama Inilah hayat, kita hanya boleh berencana Nyatanya ikrar memang tak dapat sembarang ucap Duh, meski hati masih tak rela Untukmu aku pun masuk bahagia Musim Periode terus berputih Menapaki garis hidupku Nanar menatap pilu Bangun akan terus merindu Takkan ada pun dirimu Kecuali di lubuk hatiku Bolehkah kuputar waktu Lagi ke musim itu Ketika ku masih bisa menatapmu Impi Aku memimpikanmu semalam Intern mimpiku, kau menolak untuk menjauhi Apa artinya itu? Kau seorang yang tak pernah lagi berbagi embaran Seolah semua yang terjadi hanyalah anganku sendiri Sajak Singkat Tentang Spirit Tema untuk menciptakan menjadikan puisi memang bisa hinggap berpangkal mana saja. Lain terkecuali kehidupan kita sebagai individu yang kadang mumbung dengan lika-liku. Inilah beberapa abstrak tembang sumir dengan tema arwah Elusif Tertatih melangkah dalam balut magrib Hilang asa menghadapi dunia Hanyut ditelan duka berpenyakitan Runyam, sungguh rumpil Tidak sanggup rasanya diri ini boleh Bikin melawan siapa yang adv pernah Takut bukan akan bisa tempat Bukan barang apa Sekiranya kau merasa lelah mutakadim Bukan apa kau berhenti Jika kau cak hendak berkeluh kesah Lain apa kau hindari sepi Semua sudah lalu ada nan mengatur Tak perlu sampai sedikit tidur Jika kau pandai bersyukur Tak akan perlu lakukan terpekur Lepas Hilang telah tidak pasti arah Lepaslah semua sauk kesah Berharap saja dapat berserah Tidak teradat mencari siapa yang salah Layak aku saja yang mengalah Baca Juga Tembang Kemerdekaan Sajak Singkat Tentang Agama Agama kembali seringkali menjadi sebuah ide tema yang bagus untuk membuat suatu karya seni. Tak terkecuali karya seni puisi. Di bawah ini beberapa lengkap puisi nan bernafaskan keimanan Cahaya Suci Ingin aku menghentikan waktu Agar tak meninggalkan cahaya itu Yang mutakadim kurengkuh dalam pelukku Karena lain mau aku menangis pilu Begitulah rasa hatiku Detik kurengkuh sinar itu Akan halnya Lever Bukan bisa sekali lagi ada ragu mengganggu Bukan izinkan suka-suka rasa enggan menyerbu Karena hati enggak buruk perut menggebu Cak bagi terus berkata mau Cahaya Ilahi Secercah binar menyinari Mengusir liar yang telah kuasai Seluruh pangsa di penjuru hati Janjikan ini adalah satu tindakan suci Demi tegaknya kalimat Ilahi di bumi Walau mungil dan seolah bukan signifikan Bila hinggap lagi panggilan ini Akan cak semau perlawanan berseri Invitasi Kurnia Satu undangan datang Invitasi untuk arti Rasa rikuh menyerang Tapi tak tahu barang apa yang harus dikatakan Maka momen masa menjelang Melangkah kaki dengan enggan Saat-detik terus ajal Tidak juga membunuh ragu Tak gemar diri menunggu Hanya termangu sepanjang periode Tanpa kepastian kapan akan berlalu Puisi Sumir Yang Bisa Bikin Baper Bagi para kawula remaja yang sedang mencari referensi puisi singkat baik bakal mengamalkan tugas atau hanya ingin membaca puisi saja. Berikut ini adalah koleksi puisi pendek yang bisa bikin baper dan bisa pula bikin dijadikan perumpamaan referensi Menyerah Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menunduk Aku sudah lalu mencoba untuk bertahan menghadapi semua ini, namun nyatanya aku bertambah terluka Maafkanlah aku, nyatanya aku harus takluk Sepatutnya ada aku ingin tetap bertahan, namun hati ini tidak boleh menerimanya Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah Lukaku sudah lalu suntuk dalam, sehingga membuat hati ini berbunga bergelimangan bakat Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah Menghentikan setiap langkah serta menutup lungsin narasi tentang kita Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah Doaku Namun Untukmu Internal setiap detak jam yang berdentang, aku senantiasa menyebut namamu Dan diantara tiap tujuh titik kehinaan diri Serta di atas tiap paisan babut Semoga semuanya start dan sebatas menumpu langit kerjakan runtuh juga ke bumi sebagai hidayah yang agung Lengang Itulah sebabnya, Kita tidak mungkin lagi untuk melangkah bersama Maka dari itu, aku akan senantiasa menuliskan syair-syair hati Dimana setiap atma yang cak semau di dunia ini bisa kuatur semauku Lantas kau dan aku menjadi kita yang enggak bisa dipisahkan Aku hanya bisa menjuluki setiap kenangan untuk menggertak kebisuan Hanya ia tak pernah datang sendirian Ia rajin datang dengan kerinduan Aku pun terkenang jika satu hari tubin tangan kita tercalit Lalu terlelap bersama di bawah saku langit satu sejajar bukan Tentunya mati ini senantiasa menghantarkan rinduku puas dirimu Ini Kisah Tentangmu Engkau bilang, kamu tak juru berkata-kata Namun setiap prolog-kata yang kamu ucapkan membuatku tersangkut-sangkut Bagimu, kamu bukan terlalu senang akan mengungkap rasa Saja setiap isyarat yang kau berikan membuatku tidak pertautan lupa Bagimu segala yang kamu perbuat tidaklah spesial Sekadar minus kamu sadari, bagiku terlampau istimewa Demikianlah mengenai dirimu Dan aku, sungguh lain medium memujimu Jejak N domestik Udara Coba lihatlah Sekumpulan burung-burung sedang seberang di kotaku Yakni di atas langit senja yang warnanya sendi memekat Yang beriringan ditelan san malam Mereka lagi memencilkan dan pening berlalu begitu saja Sedang aku, aku mencucut kangen di jejak-jejak yang semakin ketika semakin musnah Aku minta kau mencintaiku seperti hal nya udara Meski nampak kasat, namun kau senantiasa isap selamanya Rasa Lantas, biarlah sementara begini sekadar Tepatnya akan kubiarkan semuanya begitu juga ini titik Barangkali hati ini juga teristiadat perian untuk menghapusnya Karena sesungguhnya aku pun telah teristiadat dengan keberadaanmu Dan sesungguhnya, karenamu ada kangen yang tiba tertata Dan kini, aku mendalam tidak bisa sekali lagi mengelabui rasa yang cak semau Isyarat Yang Entah Tepat plong undakan momongan tangga yang ke panca Seorang perindu menengah duduk menatap sang awan tunggang Dia senantiasa tetap tabah menunggu tanda-tanda nan entah Namun sesungguhnya kau telah salah puan Jika kamu menganggapku setabah itu Maka justru aku lah yang tak sanggup untuk menahan rindu Karena aku kembali sama sepertimu, senantiasa mencurahkan rindu pada aksaranku Sedangkan tepat dikeningnya Waktu senantiasa melukis kerut secara perlahan Aku Dan Hujan Jalan itu kembali mulai menghitam Basah dihinggapi sang hujan Namun aku, aku merengut kering maka dari itu kemauan yang tak melesap Gerimis yang turun senantiasa menghapus jejak apapun Semata-mata kasih untukmu tak akan pernah hilang n domestik hitungan tahun Kian Dari Bertabur Seperti halnya pisau tajam nan menusuk hati Kamu tidak pernah bisa untuk dilepas lagi Malar-malar bisa setakat menusuk rasa hati Adalah palagan dimana aku membirai indah namamu Aku hanyalah serpihan puing yang tepok di intern hatimu Dan mau ku ceritakan setiap kehancuran nan ku rasakan ini Namun, kau seolah tidak pernah peduli Maka lain mampu lagi ku satukan kepingan hati Televisi Sejak munculnya bumbung kilat katoda Sebuah sihir telah bersentuhan dengan alam dunia Tentu belaka, sinarnya mulai merusakmu Teragendakan mengubah setiap perilakumu Kini, kau pun menyentuhnya Belalah menggesernya ke arah kanan ataupun ke jihat kiri Seolah-olah kalian silih berinteraksi Sementara itu kau doang terperdaya maka itu makanya kilauan beserta sihirnya Sudut Pandang Kita merupakan khalayak yang lahir di dalam kas dapur nan sama Namun menyibakkan ma disaat peristiwa yang berbeda Aku yang menolongnya, sedangkan kau, kau yang mencacinya Akan tetapi, kau lah yang jeli. Menengah aku, aku hanya tertipu belaka Dan ini, ini hanyalah ki aib sudut pandang Menganggap orang yang kaya berlebihan atau menganggap orang miskin yang keterlaluan Sedang netra rahim melihat itu semua sangat sekelas Kita semua lahir mulai sejak rahim yang sama, yakni sebuah ki gua garba yang bernama keadilan Sebutir Debu Aku hanyalah sebutir debu yang tercampak oleh angin Yang boleh memburamkan kilau yang datang Aku kembali sadar, aku enggak pantas berada di atas suci Dan tidak bisa menghindar Kala angin mulai menghempaskanku lagi Aku lagi kembali terbang Hanya saja aku kecut hati seperti halnya nihil yang mengharap udara Atau seperti halnya debu yang di tengah gersang mengharapkan hujan Oh kilangangin kincir, hentikanlah aku bersumber terbang Kesabaran Sebuah gubug bambu, baginya sudah sama dengan istana Perut yang senantiasa berbunyi, sudah seperti berkicau di intern hidupnya Meskipun terasa pahit, ia berusaha menelannya sebagaimana rasa manis Bersyukurlah kunci seyogiannya ia tak menangis Ia melangkahkan kakinya, dan saat ini terjaga garis-garis pecahan Setiap duri senantiasa menghalang badan Wajahnya senantiasa menahan setiap kesakitan Dan senantiasa menyebut etiket-Nya di dalam jiwa Di Privat Bis Ku lihat luasnya langit di kaca jendela Ia terlihat bergoyang terarah Kemanakah tampang yang ada dua kaca perputaran udara itu Yang dahulu, beliau mengecil dalam pesona Pertama kamu yaitu alas kata Lalu memulai pelawatan dari kota ke kota Demikianlah terasa cepat Kita sekali lagi pasti akan tersentak Karena waktu yang henti sudah lalu biasa Dunia Kini Minggu di pagi itu pun mulai merebak Bagaikan patera-daun cengkar yang berlepasan Saat semuanya sudah mulai terlupa Semua itu pun akan berubah Dan ada pula sekelompok manusia yang berencana buat merubah Yang salah seolah-olah menjadi hal yang absah Dan nan aneh seolah-olah menjadi terlihat wajar Maka hati-hatilah wahai cinta Itulah hal marcapada sekarang Judulku Setakat sore ini, saya bukan tahu segala apa judulnya Ya, apalagi kalo tidak kop hidupku Apakah aku tersurat koteng yang hebat Ataukah doang sekedar makhluk stereotip tetapi Atau lebih-lebih aku termasuk ke intern orang yang pecundang Sungguh, hal tersebut membuatku suntuk lalu keruh Jadi bagaimana dengan semua ini Apakah aku harus memencilkan ke tempat yang lain Demi apapun, semoga aku bisa menemukan jati diriku yang selayaknya Kisahan Perjuanganku Sejak semula aku start mengenal dunia Sejak itu pula lah aku start mengerti maslahat kehidupan Banyak cerita yang telah selama ini aku lewati Demi mengajar sebuah impian yang selama ini aku harapkan Setiap narasi nan mutakadim ku lalui tidak akan pernah terhapus di internal ingatanku Adapun pertentangan kehidupanku, yakni bantahan cak bagi meraih segala impianku Cak agar banyak hambatan yang harus aku lalui Tetapi bukan itulah yang membuatku dapat tungkul Namun karena atma ini membutuhkan kerja keras serta pengorbanan yang amat besar Maka semenjak itulah tidak ada kata menyerah sebelum segala apa impian tercapai sesuai dengan tujuan Anak Nakalku Kemana saja beliau pergi setakat mukamu teramat kumuh Kesayanganku menjadi kumuh seperti ini Kamu tahu? Aku juga ikut mencarimu sampai kumuh Dan mencuci semua baju serta sepatumu Aku pun menemukan permen tiras menempel di sumber akar sepatumu Dan aku tahu, itu ialah permen kejai kepunyaanmu Aku pun sempat, jikalau kamu bermain di arena sampah di taman sana Sangat pusing melihatmu Cuma, demi apapun aku tidak sanggup tidur tanpa dirimu Oh anakku, kesayanganku Koran Tamadun Hembusan angin seolah-olah menghela nafasnya Kilap lagi seolah-olah membawa bebannya Pucuk-pucuk pepohonan terlihat meronggeng-nari Dibuat mabuk oleh air haram basyar Bumi pula menginjak malas menjaga anak-anak asuh bani adam Terbukti dengan lempeng-lempeng keraknya yang senantiasa berjingkrak Individu-manusia bertambah tatap bermain silat lidah Kamil dengan aksesoris masker pupuk di mukanya Hatinya pun entah bersembunyi di sudut mana Kali ia pun takut pada tuannya Beliau tidak sempat arah jalan menuju pulang harus kemana Maka bersumber itu, segalanya kian berubah menjadi gelap dan berantakan Apakah peristiwa tersebut sahaja seumpama tajuk laris pecah koran-kronik semata? Atau apakah semua ini memang ujung dari sebuah peradaban? Tidak Plong Tidak pada kah kau mengaram hutan sudah berangkat menguning Wai-sungai sudah teracun dengan limbah-limbah pabrik yang tidak bertanggung jawab Ikan-ikan pun mulai mati tiada tersisa Insan pula binasa tiada pangan Sedangkan uang-persen mulai melembak Bukan bisa ku hitung berapa jumlahnya, mataku pun ikut slalu dengan harta nan sedang aku lihat Namun aku tidak tahu apa bunganya dari harta tersebut Kekurangan Bukankah anda sendiri nan merusak suburnya tanah surgamu Maka jangan heran apabila tanahmu tidak kembali subur Maka jangan heran apabila lautmu bukan kembali indah Bukankah beliau sendiri yang merusaknya Yakni dengan kedua tanganmu yang penuh dengan pembukaan serakah Ia mutakadim menjadikan kalimantang sebagai pemuas nafsumu sendiri Dan kau pun bukan memperdulikan lagi anak cucumu Apakah kau tidak pertautan berfikir perihal keturunan kita Mereka pun berhak mendapatkan tunggul yang waktu ini kita pijaki Drakula Dan Kelelawar Berdasi Jika saja di zaman ini Bram Stoker adalah basyar Indonesia Para kelelawar berdasi adalah inspirasi dari mereka Yaitu menghisap darah dari sesama mereka sendiri Dan menggelandang kering pamor dari batih mereka sendiri Bagaimanapun juga mereka adalah hamba allah nokturnal yang bertopengkan sekadar Bakal mereka sengkeran tidak membuat serik dan menyerah Pada zaman saat ini kelelawar berdasi sesungguhnya bukan yang makan nasi Melainkan mereka hanya burung kedudukan sebagai gelanggang untuk berpose Jagalah Diriku Aku melanglang, terus berjalan tiada henti Menyisir setiap jejak langkah bumi pertiwi Sonder mengenal putus asa, tan tidak mengenal rasa linu Dalam perjalananku sejauh ini Tanahnya nan subur dan kaya Airnya yang senantiasa mengalir disetiap detiknya Cintailah lingkunganku seluruh kekayaanku Taman Taman ini, taman milik kita berdua Lebarnya pun enggak luas, sangat katai Saja ada satu yang tidak kekeringan di dalamnya Bagimu medium aku dulu cukup lelah Bunganya juga enggak berpuluhan warna, hanya beberapa saja Padang rumputnya kembali enggak sepermai karpet Cak agar tidak halus dipijak suku Namun bukankah itu semua tidak gudi bagi kita Karena ujana itu milik kita berdua Saat kau menjadi kembang, maka aku lah yang menjadi kerawai. Begitu pun sebaliknya Meskipun kecil, namun inilah bekas kita. Tempat dimana merenggut mayapada serta usia Baca Juga Puisi Berantai Ampunan, Aku Lupa Maafkanlah aku inversi Kamu memanglah bukan penyimak cerita yang baik Kamu sekali lagi bukanlah penanggap yang berjaya Cuma setidaknya, anda lah penutup cerita pecah semua ini Seringkali kamu menjadi pusat perhatian disetiap akhir cerita dan engkau pun dulu bermanfaat Tentunya itu lain menjadi penyakit bukan? Ternyata kamu memanglah masih sahabatku Dan aku akan senantiasa menganggapmu Selamat Kronologi Teman Teman, kamu lah rang nyata dari sebuah penghargaan Sedangkan musuh, dia lah bagan semu dari sebuah ujian Sedangkan hal-situasi yang paling saya takutkan dari koteng n antipoda adalah ketika aku melihat punggungnya Dan ia semakin jauh tidak menoleh komoditas sedetik Teman Perjuangan Ayolah kawan, apakah kamu lupa? Bukankah kamu perhubungan berkata pada diriku Bahwa cerita bukanlah sebuah hasil serta pamrih melainkan sebuah proses perjalanan Ia kembali juga pernah berkata bahwa setiap perjuangan tak terserah yang sia-sia Persangkalan pun tidak akan perikatan terserah habisnya Jadi, kok kamu malah tidur di perdua-tengah keramaian zaman sekarang? Sahabat Di Kala Hujan Duhai teman aku ucapkan terimakasih Di paruh gerombolan turunan yang berseragam Serta ditengah-paruh awan yang berangkat terlarang Celaan hujan angin sekali lagi tiba ikut ke dalam telingaku Dulu ketakutanku tiba memuncak Nuraniku semakin menggigil Namun kau membawakanku sehelai handuk untukku Pada malam itu kau pun begitu juga pelangi Meskipun kau nomplok tinggal awal Puisi Singkat Selamat Jalan Segala kabar? Kini aku berada tepat di hadapanmu Yakni kau nan tiduran leha-leha di dalam tanah Mungkin momen ini vitalitas mu semenjana tersenyum sangat puas Karena aku senantiasa menghafal kata-katamu Yakni “aku kepingin membuat semua makhluk nan suka-suka di sekelilingku merasa bahagia. Dan jika mereka semua sudah lalu bahagia, maka itulah periode yang tepat lakukan aku pergi” Karena itu adalah kesepakatanku dengan Halikuljabbar Tidak Akan Pernah Lupa Aku akan senantiasa sadar adapun tawa lepas kita Aku pun akan senantiasa siuman akan halnya amarah kita Mengenai amarah yang saling melawankan dan saling memberontak Kita pula sering jimat-jimat rasa suatu sama lain Tambahan pula kita juga kombinasi ganti beradu Dan kita pula senggang saling tidak mengenal satu sama lain Belaka mengapa aku senantiasa memikirkanmu? Bahkan kamu kembali mengatakan perihal nan sebanding pun Di Koridor Sekolah Bagaimanakah kabarmu yang disana? Apakah kamu senggang Aku senantiasa lain percaya dengan apa nan terjadi semua ini Setiap pulang sekolah, aku pun senantiasa di sini Karena di tempat ini, tempat aku menunggumu Kita senantiasa dolan dan tertawa bersama Meski ragamu yang sudah entah kemana serta jiwamu yang sudah melayang Namun di perhatian serta di privat hatiku, kamu masih cak semau aduhai rival Ungkapanku Padamu Ia memanglah nan sejati dan yang abadi Yang senantiasa mengangkut sejuta ribang Yakni seorang sahabat nan senantiasa membawa cinta Namun cinta sendiri terkadang bukan bersahabat Tanpa kamu pelangi kembali seperti melesap Namun tanpa pelangi, namun ia lah nan boleh menggantikannya Aku pun senantiasa menghargai kebersamaan kita yang akan terjalin selamanya Laksana Sejodoh Sendal Jepit Adv amat mungkin kita senantiasa diinjak-injak Maupun kita pun senantiasa tampak cemar Kita kembali tak nikah berkecukupan di atas Sekadar kita senantiasa berjalan bersama, beriringan Jika tak terserah aku, maka kamu pun lain akan berfaedah Sekiranya tidak cak semau kau, maka aku pun tidak bermanfaat Inilah persahabatan di antara kita berdua Kita tidak peduli dengan apa nan mereka omongkan Yang terpenting kita senantiasa membagi guna kepada mereka Puisi Pendek Jalan Tuhan Saat apa nan ku genggam pada jadinya hilang Sudah pasti Tuhan seorang enggak berkenan Dan saat kini yang ada datang, lantas mereka bertahan Sudah pasti, karena Yang mahakuasa menginginkannya Marhaban Ya Ramadhan Saat lilin lebah mulai kelam dan berubah menjadi dingin Maka si subuh merupakan ramadhan nan sangat menjanjikan cahaya serta menjatah keselarasan Genggam saja seluruh dunia, doang jangan lupa untuk tetap berlabuh Renungkanlah wahai sejatinya manusia Ingatlah sebuah perkembangan yang akan dia susuri kelak Dari pinggul jendela ini aku melihat hujan menerpa pepohonan Dan berpangkal n domestik kalbu ini, aku mengawasi seorang puspa hati Yang menantikan kepelesiran dan menanti legalitas Marhaban ya ramadhan Puisi Singkat Jalan Hikmah Seringkali seorang memanggilku bikin kembali menyusuri setiap rasa yang ada di dalam hati Karena aku adalah penyimpangan nan penuh akan warna Nan mulai sejak dari serpihan beling Aku pun lain peduli bagaimana mengepas lakukan menyusunnya Sahaja tetap saja sira semakin bersebaran tidak terhingga Puas awalnya aku pun mencatat Khalayak berasal dari sendiri diri tanpa yang mengawani Dan saat di medio start merasa sendiri Itulah saat yang tepat bikin menelaah jejak Sebagai sebuah perjalanan untuk kembali Hingga akhirnya telah sampai puas rumah sepertiga malam Dimana pintu-pintu setiap buram mulai ditutup dan portal-ki hikmah mulai untuk dibuka Itulah beberapa koleksi puisi singkat yang bisa untuk baper atau bisa juga dijadikan andai referensi membentuk tugas. Dengan adanya beberapa pusparagam tembang singkat di atas, pastinya akan membuat siapa semata-mata yang membacanya menjadi baper. Syair Pendek 58 Puisi Pendek Tentang Kehidupan, Alam, Cinta, Persahabatan Dan Kehidupan 1 Source Puisi Pendek Tantang CintaSontakSetiap hendak menulis sajaksketsa wajahmu itu selalu saja merebakudara menjadi sesak penaku henti mendadakserangkaian kosakata di benakku pun luluh-lantak setiap itu pula aku tak tahu harus apa selain menunda dan menyaksikan tiap imaji yang tersisa malihrupa jadi P. S.***Menyerahmaaf, aku harus menyerahtelah lama kucoba untuk bertahan namun aku semakin terlukamaaf, aku harus menyerahkuat inginku untuk bertahan namun hati tak bisa lagi menerimamaaf, aku harus menyerah luka ini sudah terlalu dalam hingga membuat hatiku pecah bergelimang darah maaf, aku harus menyerah menghentikan langkah menutup semua lembar kisah mimpi indah sepasang anak manusia yang bercerita tentang cintamaaf, aku menyerah….***Doaku UntukmuSelalu tersebut namamu,Diantara 7 titik kerendahan diri,Diatas lembar permadani, Berangkat semoga sampai langit untuk kembali turun kebumi sebagai karunia. ***SepiTersebab,Tak mungkin bisa bersama,Maka aku selalu menuliskan syair hati,Dimana kehidupan dunia bisa diatur sesuai mauku,Lantas kau dan aku menjadi kita…Hanya bisa memanggil ingatan untuk mengusir kesunyian,Tapi ia datang tak pernah sendirian,Selalu beserta suatu hari tangan kita terkait,Terlelap bersama dibawah saku ini slalu menghantarkanku padamu***baca jugapuisi cinta romantis yang paling manisIni TentangmuKatamu kau tak pandai berkata-kata,namun kata-katamu mampu membuatku terbata-bata…Bagimu kau tak terlalu suka mengungkap rasa,namun yang kau isyaratkan membuatku tak mungkin lupa…Menurutmu apa yang kau perbuat bukanlah apa-apa,namun tanpa kau sadari,bagiku kau begitu istimewa…Demikian tentangmu,dan sungguh! aku bukan sedang memujimu…***Jejak Dalam UdaraDan lihatlah,Sekumpulan burung-burung melintas dikotakuDilangit senja yang perlahan pekatditelan malam Beriringanmereka terbang pergi dan berlaluSedang aku, Menyesap rindu dijejak-jejak yang semakin hilangKuingin kau mencintai aku seperti udara,Meski kasat tapi kau hirup selamanya…***RasaLantas, biarlah sementara beginiTepatnya kan kubiarkan seperti iniMungkin hati ini perlu waktu tuk menghapusnyaKarena sesungguhnya aku telah terbiasa oleh keberadaanmuDan sesungguhnya ada rindu yang mulai tertata Karenamupun,kini aku benar-benar tak sanggup mengelabui rasa***Isyarat Yang EntahPada undakan anak tangga kelimaSeorang perindu duduk menatap awan senjaIa tabah menunggu isyarat yang entahTapi kau salah puan…Jika menganggapku setabah ituJustru karena tak sanggup menahan rinduAku senantiasa mencurahkannya pada aksarakuDan sementara di keningnyaWaktu terus melukis kerut perlahan…***Aku dan HujanJalan itu menghitam,basah oleh aku, muram, Kering oleh ini menghapus jejak apapun,Namun kasihmu tak hilang dalam hitungan tahun.***Lebih dari hancurSeperti pisau tajam yang menusuk hatitak pernah bisa dilepas lagimenusuk sampai nuranitempat aku bingkai indah namamuAku hanyalah serpihan puing yang rapuhingin aku ceritakan kehancuran initapi, kau seolah tak pedulitak mampu kusatukan lagi kepingan hati***Puisi Pendek Tantang Kehidupanpuisi pendek tentang kehidupanTelevisiSejak tabung sinar katodasihir telah bersentuhan dengan duniasinarnya merusakmu, tentu sajaturut mengubah perilakumuKini kau menyentuhnyamenggesernya ke kanan dan kiriseolah kalian berinteraksi,padahal hanya kau yang terpedaya sinar dan sihirnya***Sudut PandangKita lahir dari rahim yang samaMembuka mata di saat berbedaAku menolongnya kau mencacinyaTapi kau yang jeli dan aku tertipu belakaIni hanya masalah sudut pandangMenganggap kaya berlebihan atau miskin keterlaluanMata rahim melihat itu semua seimbangKita semua lahir dari rahim yang sama, rahim keadilan***Sebutir DebuAku hanya sebutir debuyang memburamkan kilautak pantas berada diatas sucitak bisa menghindarsaat angin hembuskan aku untukmu,lalu terbangAq hanya kecewa bagai hampa mengharap udara,atau debu ditengah gersang mengharap hujanhentikan angin membawaku terbangOleh Florizty Anshori, 13 Februari 2014***KesabaranGubung bambu istana baginya,Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya,Walau pahit telan untuk manis,Bersyukur kunci agar tak menangis,Melangkah kaki ini hingga membentuk garis pecahan,Duri-duri selalu menghadang raga,Wajah menahan kesakitan,Menyebut namaNya dalam jiwa,Hati berkata “ lahaulawalquwata illabillahil alihiladzim,”***Dalam Bislangit di kaca jendelabergoyang terarahke mana wajah di kaca jendelayang dahulu jugamengecil dalam pesonasebermula adalah katabaru perjalanan dari kota ke kotademikian cepatkita pun terperanjatwaktu henti ia tiada…Karya Sapardi 58 Puisi Pendek Tentang Kehidupan, Alam, Cinta, Persahabatan Dan Kehidupan 2 Source ***Dunia KiniMinggu pagi pun merebak,,,Bagai daun kering berguguran,,Tak henti-henti berguguran,,,Saat semuanya terlena,,,Semuanya berubah,,Sekelompok manusia berencana yang merubah,,,Yang salah jadi seperti biasa,,Yang aneh jadi seperti wajar,,Hati-hatilah sayang,,Itulah dunia kini.***JudulkuHingga sore ini aku tak tahu judulnya,,Judul dalam hidup ini,,Apakah aku seorang yang hebat,,Ataukah seorang yang biasa saja,,Atau bahkan seorang pecundang,,Sungguh membuatku khawatir,,Lalu bagaimana,,Apa aku harus merantau,,Tapi demi apa? Semoga aku segera menemukan jati diriku,,amin***Kisah PerjuangankuSejak awal kumemulai mengenal duniaSejak itu juga kumemulai memahami arti hidupBanyak kisah yang telah aku lewatiDemi mengejar impianSemua kisah itu tak dapat ku lupakan dari memorykuTentang perjuangan kehidupanku untuk meraih impiankuWalau bayak rintangan yang harus di hadapiNamun bukan itu yang membuatku harus menyerahKarna kehidupan ini butuh kerja keras dan pengorbanan yang luar biasa Maka itu tak ada kata menyerah sebelum mencapai impian yang penuh harapan. ***Puisi Pendek Tantang Lingkunganpuisi pendek tentang lingkunganAnak Nakalkukemana saja kamu hingga kotor mukamu,,kesayanganku dengan muka yang kotor,,aku mencarimu sampai ikut kotor,,dan mencuci semua bajumu,,aku menemukan permen karet di sepatumu,,aku tahu itu permen karetmu,,dan aku tahu kamu bermain di tempat sampah,,aduuh,,pusing rasanya,,melihatmu,,namun aku tak sanggup tidur tanpamu,,anakku,,dan kesayanganku,,***Koran PeradabanAngin menghela nafasnya,Seolah beban membawa cuaca,Pucuk pepohonan menari tarian gila,Mabuk oleh air haram malas menjaga anak-anak,Lempeng-lempeng kerak yang selalu berjingkrak,Manusia kian lihai berdusta,Lengkap dengan topeng-topeng baja,Hati bersembunyi entah dimana,Haha… mungkin takut pada arah jalan untuk perbaikan,Segalanya berubah liar dan berantakan. Apa ini hanya tajuk laris Koran-koran ?,Ataukah memang ujung dari sebuah peradaban. ***Tak PuasTak Puas…Hutan sudah mulai menguningSungai sudah teracun limbahIkan-ikan mati tak bersisaMakhluk binasa tiada panganUang sudah melimpahTak terhitung berapa jumlahnya Mataku silau melihat hartaNamun tak tahu apa bunganya***KekeringanKau sendiri yang merusak tanah surgamuJangan heran jika tanahmu tak lagi suburJangan heran jika lautmu tak lagi indahJangan heran jika musim pun tak tentu arahKaulah yang merusaknyaDengan tangan keserakahanmuTelah kau jadikan alam sebagai pemuas nafsuDan kau lupakan anak cucumuMereka, keturunan kitaPun berhak mendapatkan alamnyaSeperti kita mendapatkan alam kita***Drakula dan Kelelawar BerdasiKalau saja Bram Stoker orang Indonesia di jaman kiniinspirasi drakula adalah mereka para kelelawar berdasimenghisap darah sesamamenyedot kering harga diri keluargaBagaimanapun juga mereka makhluk nokturnal bertopeng sahajapenjara tak membuat mereka jera atau menyerahkelelawar berdasi bukan manusia yang makan nasimereka hanya butuh kursi untuk beraksi***Jagalah dirikuku berjalan tanpa hentiMenelusuri jejak langkah bumi pertiwiTak kenal putus asa, dan rasa nyeriDalam penderitaanku slama iniSubur akan tanah dan kekayaannyaAir yang selalu mengalir disetiap waktu dan detiknyaCintai lingkunganku dan cintai seluruh kekayaankuWAHAI ANAK BANGSAKUPuisi karyasendi***TamanTaman punya kita berduatak lebar luas, kecil sajasatu tak kehilangan lain dalamnyaBagi kau dan aku cukuplahTaman kembangnya tak berpuluh warnaPadang rumputnya tak berbanding permadanihalus lembut dipijak kakiBagi kita bukan halanganKarenadalam taman punya berduakau kembang, aku kumbangaku kumbang, kau kembangkecil, penuh surya taman kitatempat merenggut dari dunia dan nusia***Puisi Pendek Tentang Alampuisi pendek tentang alamSabda BumiBelum tampak mendung merenung bumiSeberkas haru larut terbalut kalut dan takutTerpaku ratap menatap Jiwa-jiwa penuh rinduHangatkan dahaga raga yang sendu merayuBulan tak ingin membawa tertawa manjaKala waktu enggan berkawan pada hariSaat bintang bersembunyi sunyi sendiriTerhapus awan gelap melahap habis langitBulan memudar cantik menarik pada jiwa iniHitam memang menang menyerang terangTetapi mekar fajar bersama mentari akan menariBersama untaian senandung salam alam pagi.***Permainya DesakuPadi mulai menguningMentari menyambut datangya pagiAyam berkokok bersahutanPetani bersiap hendak kesawahPadi yang hijauSiap untuk di panenPetani bersukariaBeramai-ramai memotong padiGemercik air sungaiBegitu beningnyaBagaikan zamrud KhatulistiwaItulah alam desaku yang permai.***Tanah AirkuAngin berdeir di pantaiBurung berkicau dengan merduEmbun pagi membasahi Rumput-rumputItulah tanah airkuSawah yang menghijauGunungnya tinggi menjulangRakyat aman dan makmurIndonesiakuTanah tumpah darahkuJaga dan rawatlah selaluDi sanalah aku di lahirkan dan di besarkanDi sanlah aku menutup mataOoooh… Tanah airku tercintaIndonesia jaya.***Senja Yang IndahKeemasan cahaya di cakrawalaDi ufuk barat saat hari mulai senja..Terbelalak mata saat memandangnyaKeindahan dari sang maha pencipta..Sang surya bersiap untuk tenggelamMenjemput mesra ketenangan malam..Meneguk cahaya dalam-dalamMenyempurnakan keindahan malam..Lembayung indah tampak kekuninganGradasi warna bagaikan lukisan..Di sudut langit yang tipis berawanHiasan terbesar sepanjang zaman..***Batu KelapaOleh Kahlil GibranDua muda bercermin cahaya,sesaat terik melepas biasnya di perigiharap. Jengkal waktu merayap malas, bertalidua perempuan paruh nafas luruh di tepi daun kacamerayu sepasang batu kelapa, terpukul bagai memikat beliungrasa dua muda itu, dan gegas melambungparuh demi sepasang batu kelapa;memundak gersang lama batu kelapa menanaksantannya di tempurung berekor dua muda untuk menilik adanyakisah batu di kelapa selepas gelap.***AwanOleh Amalia Arum WijayantiBertebaran di angkasaPutih, kelabu, dan hitamWarna – warna menawanBergelombang mengombak-ombakTebal dan sangat indahBahkan sang bagaskara tak terlihatPelangi terlihat tak penuhKarna sang selimut menutupinyaJauh disanaMenyelimuti jagat rayaTebal tipisBeredar dimana-manaIndah bukan buatanIngin rasanya memeluknyaLembut dan menawanIndah tak terperikan***SawahOleh Sanusi PancSawah di bawah emas padu,Padi melambai,melalai terlukai,Naik suara salung serunai,Sejuk di dengar,mendamaikan bersinar,menyilaukan mata,Menyamburkan buih warna pelangi,Anak mandi bersuka hati,Berkejar-kejaran berseru lazuardi bersih sungguh,Burung elang melayang-layang,Sebatang kara dalam berdesik daun buluh,Di buai angin,dengan sayangAyam berkokok sayup udaraPuisi Pendek Tantang Persahabatanpuisi pendek tentang persahabatanMaaf, Aku LupaMaaf teman,Kau memang bukan penyimak ceritaKau juga bukan penanggap yang baikTapi setidaknya, kau penutup cerita semua iniSeringkali kau menjadi pusat perhatian di akhir ceritaDan kau bergunaTak masalah bukan?Ternyata kau adalah sahabatkuAku masih menganggapmu***Selamat Jalan TemanTeman adalah bentuk nyata dari suatu penghargaanSedang musuh adalah bentuk semu dari suatu ujianDan hal yang paling kutakutkan dari seorang teman adalah,Ketika aku melihat punggungnyaDan ia semakin menjauh tak menoleh***Teman PerjuanganAyo kawan, apa kau lupa?Kau pernah berkata padakuCerita bukan soal hasil dan tujuan,Tapi tentang proses dari perjalananDan kau juga berkata,Perjuangan itu tak ada yang sia-sia,Dan perjuangan itu tak kan ada habisnyaJadi, kenapa kau malah tidur di tengah keramaian zaman?***Sahabat di Kala HujanTerimakasih teman,Di tengah orang-orang yang berseragam,Di tengah awan yang mulai gelapDan hujan memenuhi suara yang masuk ke telingakuKetakutanku mulai memuncakNuraniku menggigilTapi kau membawakanku sebuah handukKau adalah pelangiWalaupun kau datang terlalu awal Sketsa tentang Kota Tercinta Adakah tajuk yang lebih cantik dari namakau jika segala orang menyebut keindahan dalam dirikau dengan cara sungai yang mengalir di musim Desember menggerinjang bagai darah muda digelorakan asmara terus dan terus dan terus melampaui tahun-tahun antara Dalem Bintang dan Burgmeester Coops. Kayak kisah sahibul yang serba kebetulan pernah kubuang diriku atas sukaku dalam persetubuhan yang tulus dengan nyawakau tanpa menghitung hari kapan birahikau pudar seperti toh sekarang zaman segala menua dan kau ikut kasihkan aku sumpek gerah macet entah di Tamblong dukateuing di Banceuy. Aku mimpikan jadi anak kecil lagi bercelana-monyet di Ciumbuleuit yang bersih udarakau bertelanjang-kaki di Cikapundung yang bening airkau meluncur becak di Cipaganti yang teduh pohonankau tapi kau pun tau dalam nadikau tiada lagi janji seperti kala mahkotakau berjudul Parijs van Java Oui, je sais, it y a longtemps, n'est-ce pas? Mau kutanya di mana Situ Aksan sebab aku tersesat di Jamika—tak kaujawab mau kutanya di mana JPK Naripan tempat aku dulu bermain drama sebab aku tersesat di Braga—tak kaujawab barangkali juga di mana Dago Thee Huis tempat aku melihatkau seperti kunang-kunang besok pun kaujawab menjadi restoran Cina yang berjajar baso capcay fuyunghay kuluyuk babi. Kemarin, cintaku Bandung, kemarin dari masa kemegahan ex undis sol met zijn vulkanen rond om takkan kembali hari ini besok apa lusa maka kutinggalkan perjalanan panineungan ini sebab pertanyaan yang tak kaujawab diam-diam menjadi bagian kesukaanku sebagai segala orang di abad elektronik pernah menjadi musafir mabuk yang mengembara atas maunya antara paradoks lampau dengan paradoks berikut sampai datang menghampiri hari berhenti kerna persoalan arti kehidupan hanya mengasyikkan kuliah filsafat sementara kata-kata lebih banyak timbulkan perang daripada damai. Jika nafasku besok harus berhenti kerna rumus tak kuasanya aku bersaing dengan Tuhan yang kusebut nama-Nya saban hari mengingat hadiah-Nya akan nisymath khayyim biar kupilih namakau untuk tempatku istirahat menyatukan dagingku dengan bumikau yang lama kupinjam dalam ilham dan kesenangan. Kaulah cintaku salah satu yang memberiku adab maka kunyanyikan asmarandana ini barang sebaris cinta tidak pernah melihat kekurangan. Puisi Sketsa tentang Kota Tercinta Karya Remy Sylado Ilustrasi Contoh Puisi Pendek tentang Cinta Sumber Unsplash/Jeremy Wong WeddingsContoh Puisi Pendek tentang CintaIlustrasi Contoh Puisi Pendek tentang Cinta Sumber; Unsplash/Thought CatalogOleh Ann D. StevensonKau pegang tanganku,Aku, seperti anak kecil, merasa pegang tanganku,Aku merasakan pelukan pegang tanganku,ketakutanku mulai pegang tanganku,dan aku tidak terlalu pegang tanganku,Aku tahu rasa pegang tanganku,Aku merasa masalahku Mrs. CreevesSejuta bintang di yang bersinar paling terang - tak bisa yang begitu berharga, cinta yang begitu sejati,cinta yang datang dari diriku malaikat bernyanyi ketika kamu pelukanmu, tak ada yang perlu selalu tahu apa yang harus berbicara denganmu membuat hariku mencintaimu, sayang, dengan segenap selamanya dan tidak pernah Paul SmithKetika aku mengatakan aku mencintaimu, percayalah bahwa itu aku berkata selamanya, ketahuilah aku tidak akan pernah aku mengucapkan selamat tinggal, berjanjilah padaku, kamu tidak akan menangis,Karena hari dimana aku akan mengatakan itu adalah hari dimana aku Marisol TorresSaat aku semakin mengenalmuPerasaanku padamu mulai semakin sulit untuk diabaikanAku suka berbicara denganmu setiap hariBahkan ketika tidak banyak yang bisa dikatakanSenyuman indahmu selalu ada di benakkuPria yang begitu baik, begitu manis dan baik hatiAku tahu kita ditakdirkan untuk sangat berharap kamu akan setujuOleh ShannonKamu melihatku seolah-olah aku satu-satunya gadis di membuatku merasa penting dan tidak pernah telah menunjukkan padaku bagaimana cara hidup,Bagaimana cara tersenyum, apa yang harus telah menunjukkan padaku apa artinyaUntuk mencintai seseorang setiap puisi ini kupersembahkan untukmuUntuk semua yang telah kamu lakukan,Dan kuharap sekarang kamu mengertiSayang, kamulah orangnya!Aku mencintaimu!

puisi pendek tentang kota tercinta